Visi ARD untuk Masa Depan Subang

SUBANG – Di tengah sorotan harapan dan tantangan dalam membangun masa depan Subang, Asep Rochman Dimyati (ARD) muncul dengan urun gagasan untuk Subang yang lebih baik.

Kepada Cluetoday, ARD menyampaikan gagasan-gagasan. Baginya, dengan visi yang jelas dan komitmen yang kuat, Ia tidak melihat Subang sebagai sekadar tempat tinggal, tetapi sebagai wadah bagi impian dan potensi yang belum terwujud.

“Dalam membangun daerah, diawali dengan perencanaan yang baik. Anak muda, RTRW, ekosistem budaya birokrasi dibangun,” ujar ARD.

Salah satu yang menjadi perhatiannya adalah anak muda, Millenial dan Zillenial. Menurutnya, anak muda penting diperhatikan masa depannya karena akan menentukan maju atau tidaknya Subang di tengah arus masifnya investasi dan industrialisasi.

Baginya, saat ini pemerintah Subang masih gagap dalam mempersiapkan sumber daya manusia anak muda Subang untuk masuk ke industri, terutama high-tech.

Pendidikan vokasi yang ada di Subang, perlu ditingkatkan kualitas kurikulum dan sarana laboratorium praktik. Agar relevan dan terbangun link-match dengan industri.

“SMK dan Perguruan Tinggi di Subang harus membangun kurikulum yang sesuai dengan perkembangan industri atau dunia usaha. Kita jangan tertinggal dari daerah lain,” kata ARD yang juga Ketua Apindo Subang.

Anak Muda Harus Punya Daya Juang

Anak muda saat ini, menurut ARD harus memiliki mentalitas yang kuat dan menjauhi sikap mental block. Bagi ARD, anak muda jangan gengsi untuk mau berproses. Sekalipun melewati fase gagal.

“Saya sudah lebih dari 20x gagal membangun bisnis. Tapi kegagalan saya terukur, bukan sembarangan gagal. Setelahnya, Saya jadi tau dan mana yang harus diperbaiki,” kenang ARD.

Selain itu, ekosistem pergaulan yang mendukung terhadap karir atau cita-cita perlu dibangun. Ia membagi pengalamannya dalam membangun bisnisnya.

“Saya kalo pengen bangun law firm, saya dekati praktisi hukum. Kalo mau bangun media, saya berteman dengan orang media,” ujar ARD yang juga ketua Koni Subang.

Oleh karena itu, pemerintah perlu membantu dengan sebuah kebijakan untuk membangun ekosistem bagi anak muda mewujudkan cita-citanya.

Reformasi Birokrasi dan Kebijakan Berbasis Data

Menghadapi berbagai tantangan yang meliputi infrastruktur yang belum memadai, ketimpangan ekonomi, dan masalah lingkungan, bagi ARD, seorang pengambil kebijakan harus menyandarkan kebijakannya pada data yang real-time. Adaptasi dengan penggunaan teknologi di birokrasi, baginya sebuah keharusan.

“Saat saya di Tim Percepatan Pembangunan Daerah, itu dinas-dinas gak memiliki data yang lengkap dan memadai. Kalo kita pake teknologi, kita bisa lihat, misalnya, pendapat daerah dari parkir berapa?, langsung detik itu juga kelihatan,” ucap ARD.

Menurutnya, sudah saatnya birokrasi di Subang menggunakan teknologi. Sehingga, keadaan di daerah bisa terlihat saat itu juga melalui teknologi hanya di Command Center.

Selain itu, akan mengurangi celah potensi tindak pidana korupsi. Juga mempercepat layanan pemerintah kepada masyarakat.

Pembangunan Berkelanjutan: Segera selesaikan RTRW!

Pentingnya menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan tidak pernah luput dari perhatian seorang ARD.

Sebagai ketua Apindo Subang, Ia memiliki pengalaman mendampingi para investor melakukan investasi di Subang.

Selain daya dukung politik yang kondusif, kepastian hukum juga salah satu faktor menyakinkan investor untuk investasi di Subang. Dirinya menyoroti Raperda Perubahan RTRW yang sampai saat tulisan ini terbit, RTRW Subang belum rampung.

“Ya, itu RTRW belum rampung. Investor bisa-bisa akan kabur kalo salah ngebangun gara-gara RTRW gak selesai-selesai,”

Partisipasi masyarakat dalam membangun kebijakan pun penting dilakukan. Sosialisasi dan dengar pendapat harus terjadi saat proses penyusunan kebijakan.

Sebuah visi tidak akan terwujud tanpa dukungan dan partisipasi aktif dari masyarakat.

Ia mencontohkan, sebagai ketua Apindo Subang, Ia tidak mengetahui bahwa Subang sudah memiliki peraturan daerah tentang CSR (Corporate Social Responsbility). Dirinya tidak pernah diajak bicara dalam membahas peraturan daerah ini.

“Sosialisasi itu penting. Kenapa kebijakan bisa jalan atau enggaknya, diawali dengan sosialisasi,” ujar ARD.

Diharapkan, cita-cita kesejahteraan rakyat bersama bisa terwujud. (clue)

By Redaksi

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *