Warga Subang Pilih Beli Rokok Dibanding Beras, Tertinggi di Jabar

Ilustrasi merokok. Foto: Istimewa.

SUBANG — Masyarakat Kabupaten Subang tercatat sebagai yang paling boros dalam belanja pengeluaran rokok dan tembakau di Jawa Barat.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat tahun 2024 menunjukkan, rata-rata pengeluaran per kapita warga Subang untuk rokok dan tembakau mencapai Rp138.777 per bulan.

“Paling tinggi terjadi di Kabupaten Subang, dimana masyarakatnya mengeluarkan 1,47 kali lebih banyak uang untuk rokok daripada beras,” kata pihak BPS Jabar, di akun Instagram mereka @bpsjabar.

Jumlah tersebut melampaui pengeluaran untuk kebutuhan pangan utama seperti padi-padian yang sebesar Rp94.229.

Angka ini menempatkan Subang di posisi teratas dalam pengeluaran rokok dibanding 26 kabupaten/kota lain di Jawa Barat.

Bahkan, selisih antara belanja rokok dan padi-padian di Subang termasuk yang paling mencolok.

Rokok bukan lagi sekadar pengeluaran tambahan, melainkan telah menjadi prioritas belanja utama bagi sebagian besar warga Subang.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran dari sisi kesehatan masyarakat dan ketahanan pangan keluarga.

Sebagai perbandingan, pengeluaran rokok per kapita di Kota Bandung tercatat Rp128.481, dan di Karawang Rp127.87, masih lebih rendah dibanding Subang.

Pola konsumsi di Subang ini menjadi perhatian, mengingat pengeluaran rokok yang tinggi sering kali berbanding lurus dengan menurunnya kualitas belanja rumah tangga untuk kebutuhan pokok lainnya, termasuk pangan bergizi, pendidikan, dan kesehatan.

Sementara itu, sejumlah daerah seperti Kota Banjar, Kota Bogor, dan Majalengka justru menunjukkan tren sebaliknya, yakni pengeluaran untuk padi-padian lebih tinggi daripada rokok.

“Tapi, ada juga nih lima wilayah seperti Kota Banjar, Kab. Majalengka, Kota Bogor, Kota Sukabumi dan Kota Tasikmalaya justru lebih memilih beli beras daripada rokok,” terang BPS Jabar.

Warga Subang, I. Maulana (25), mengaku sehari ia menghabiskan 2-4 bungkus rokok harga Rp.30 ribu atau total Rp120 ribu. Jika dikali sebulan, Ia menghabiskan uang untuk membeli rokok sekitar Rp3,6 juta.

“Sekitar 2-4 bungkus rokok filter sehari,” kata dia.

Dirinya mengaku sudah kecanduan merokok, sehingga menjadi kebutuhan sehari-hari. “Sudah kecanduan. Jadi ya ngebul (merokok) terus,” pungkasnya.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *