JAKARTA — Merek air minum dalam kemasan (AMDK) ternama, Aqua, mendapat tudingan serius. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai perusahaan tersebut tidak jujur terhadap konsumen. Setelah muncul temuan bahwa sumber air Aqua di beberapa lokasi bukan berasal dari mata air pegunungan seperti yang selama ini masyarakat lihat pada iklan, melainkan dari sumur bor.
“Jika benar air tersebut tidak diambil dari mata air alami sebagaimana diklaim, maka Aqua telah melanggar prinsip keterbukaan informasi dan menipu kepercayaan publik. Konsumen berhak tahu dari mana sumber air yang mereka konsumsi,” ujar Tulus kepada wartawan di Jakarta, Pada jumat 24 Oktober 2025.
Dalam video yang beredar luas di media sosial, Dedi memperlihatkan bahwa sumber air yang perusahaan gunakan berasal dari sumur bor di area industri. Selanjutnya, hal itu membuktiktan bahwa bukan dari mata air pegunungan sebagaimana citra yang selalu tergambar dalam iklan Aqua.
“Saya kaget. Ini bukan mata air pegunungan seperti yang diklaim selama ini. Ini air tanah hasil pengeboran,” kata Dedi dalam unggahannya di platform X (Twitter).
Temuan tersebut segera menarik perhatian YLKI dan Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN). Keduanya menyatakan akan melakukan klarifikasi resmi kepada pihak manajemen PT Tirta Investama — produsen Aqua yang berada di bawah naungan Danone Indonesia.
Kabar ini sontak menimbulkan gelombang kritik di media sosial. Tagar #AquaBukanAirPegunungan sempat menjadi trending topic di X pada Kamis malam 23 Oktober 2025.
Kasus ini menyoroti pentingnya transparansi informasi produk di tengah meningkatnya kesadaran konsumen. Jika tuduhan YLKI terbukti, Aqua bisa menghadapi konsekuensi hukum dan reputasi yang serius.
Namun, publik masih menunggu klarifikasi resmi dari pihak Aqua. Hal itu untuk memastikan apakah isu ini benar-benar mencerminkan fakta di lapangan — atau hanya kesalahpahaman teknis mengenai definisi “air pegunungan”. (clue)

