Zelenskiy Undang Putin Bertemu di Turki, Trump Desak Perundingan Langsung

Jakarta – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengungkapkan kesiapannya untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Turki pada Kamis (15/5/2025).

Mengutip dari CNBC Indonesia, usulan ini muncul setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara terbuka mendesak Zelenskiy untuk segera menerima tawaran perundingan langsung dari pemimpin Kremlin tersebut.

“Saya akan menunggu Putin di Türkiye pada hari Kamis. Secara pribadi,” tulis Zelenskiy di X, Senin (12/5/2025).

“Saya berharap kali ini Rusia tidak akan mencari-cari alasan,” tambahnya.

Kepala Staf Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, turut angkat bicara melalui Telegram.

“Bagaimana dengan Putin? Apakah dia takut? Kita lihat saja nanti,” ujarnya.

Saran untuk pertemuan langsung ini mengakhiri ketegangan selama 48 jam di mana negara-negara besar Eropa menuntut gencatan senjata selama 30 hari, mulai Senin. Namun, alih-alih menyetujui usulan tersebut, Putin justru menawarkan perundingan langsung antara Ukraina dan Rusia.

Tidak jelas apakah Putin akan menghadiri pertemuan tersebut secara langsung. Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, kedua pemimpin belum pernah bertemu tatap muka. Terakhir kali mereka bertemu adalah pada Desember 2019, dan hubungan keduanya semakin memburuk sejak itu.

Trump Desak Zelenskiy Terima Tawaran Perundingan

Sementara itu, Trump mengambil sikap berbeda dari para pemimpin Eropa. Melalui akun media sosialnya, Truth Social, Trump mendesak Zelenskiy untuk segera menerima tawaran Putin.

“Presiden Putin dari Rusia tidak ingin mengadakan perjanjian gencatan senjata dengan Ukraina, tetapi ingin bertemu pada hari Kamis, di Turki, untuk merundingkan diakhirinya PERTUMPAHAN DARAH. Ukraina harus menyetujuinya, SEGERA,” tulis Trump, mengutip dari Truth Social.

Trump menekankan pentingnya pertemuan ini untuk menentukan apakah kesepakatan damai dapat dicapai atau tidak.

“Setidaknya mereka akan dapat menentukan apakah kesepakatan itu mungkin atau tidak, dan jika tidak, para pemimpin Eropa dan AS akan tahu di mana semuanya berada,” tambahnya.

Respons Rusia Terhadap Usulan Gencatan Senjata

Rusia sendiri tidak menunjukkan antusiasme terhadap usulan gencatan senjata tanpa syarat yang diajukan negara-negara Eropa. Presiden Putin menolak apa yang disebutnya sebagai “ultimatum” dari negara-negara Barat.

Melalui juru bicaranya, Kremlin menyatakan bahwa perundingan harus mencakup pembahasan tentang akar penyebab konflik. Ini termasuk diskusi tentang kerangka perdamaian 2022, yang mengharuskan Ukraina menyetujui status netral dan menerima bahwa Rusia menguasai sebagian wilayah Ukraina.

Namun, Ukraina menolak ketentuan tersebut, dengan menyatakan bahwa menyetujui rancangan 2022 sama saja dengan menyerah.

Menanti Kejelasan Pertemuan di Turki

Dengan pernyataan dari Trump dan Zelenskiy, perhatian kini tertuju pada Kamis (15/5/2025), apakah Putin benar-benar akan hadir di Turki untuk perundingan langsung dengan Zelenskiy.

Sejauh ini, tidak ada konfirmasi resmi dari Kremlin mengenai kehadiran Putin secara fisik di Turki. Jika pertemuan ini terjadi, itu akan menjadi pertemuan langsung pertama antara kedua pemimpin sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada 2022.(clue)

Baca juga : Rusia Tolak Tekanan Barat untuk Gencatan Senjata 30 Hari dengan Ukraina

Follow kami : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *