BEM Universitas Subang Gelar FGD, Bahas Dampak Revisi UU TNI-Polri pada Demokrasi

Pengurus BEM Unsub berfoto bersama para narasumber FGD, Jum'at (23/05/25). Foto: Cluetoday.

Subang–Universitas Subang sukses menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Menjaga Keseimbangan Demokrasi: Peran Hukum dan Media dalam Dinamika Revisi UU TNI-Polri” pada Jumat (23/05/25) di Auditorium Kampus 1 Unsub.

Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Subang sebagai bentuk partisipasi aktif mahasiswa dalam mengawal isu-isu kebangsaan. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Dies Natalis ke-20 Universitas Subang.

FGD secara resmi dibuka oleh Rektor Universitas Subang, Komir Bastaman. Dalam sambutannya menekankan peran penting perguruan tinggi sebagai ruang intelektual yang konsisten menjaga demokrasi dan memperkuat supremasi sipil.

Diskusi menghadirkan tiga narasumber dari kalangan hukum dan media. Mereka adalah Nurkholim, seorang ahli hukum nasional; Sri Nurcahyani, dosen Fakultas Hukum Universitas Subang, serta Tiara Maulida, CEO Clue Today.

FGD membahas secara mendalam urgensi revisi UU TNI dan Polri, khususnya dalam konteks ketatanegaraan dan relasi sipil-militer di era demokrasi.

Para narasumber menyoroti pentingnya memperkuat batas antara fungsi pertahanan dan keamanan agar tidak terjadi tumpang tindih peran yang dapat melemahkan prinsip-prinsip demokrasi konstitusional.

Isu perluasan peran militer di ranah sipil menjadi salah satu fokus utama diskusi. Hal ini dipandang sebagai ancaman potensial terhadap supremasi sipil jika tidak dikawal secara hukum dan demokratis.

Dalam forum tersebut, peserta didorong untuk memahami konsekuensi yuridis maupun sosiopolitik dari revisi regulasi terkait institusi pertahanan dan keamanan negara.

Selain aspek hukum, diskusi juga menyoroti peran strategis media dalam menjaga keseimbangan demokrasi. Media dianggap sebagai kanal penting dalam memastikan transparansi dan akuntabilitas proses legislasi serta menyuarakan kepentingan publik secara luas.

Tiara Maulinda, menekankan pentingnya jurnalisme independen dalam mengawal isu-isu seperti ini.

Ketua BEM Universitas Subang, Rizky Ababil Sugiarto, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan komitmen mahasiswa untuk hadir sebagai mitra kritis pemerintah dan pengambil kebijakan.

Ia menegaskan bahwa demokrasi bukan hanya tanggung jawab elite, tetapi juga milik rakyat yang harus dijaga bersama.

“Kami ingin mendorong kesadaran kolektif bahwa demokrasi harus dijaga, bukan hanya oleh elite, tapi oleh kita semua,” ujar Rizky.

Antusiasme peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan elemen masyarakat menunjukkan tingginya perhatian terhadap isu-isu kebangsaan, terutama yang menyangkut peran hukum dan media dalam memperkuat sistem demokrasi Indonesia.

Diskusi berlangsung interaktif dengan berbagai pertanyaan kritis yang memperkaya dinamika forum. FGD ini tidak hanya menjadi momentum refleksi akademik, tetapi juga mempertegas komitmen Universitas Subang untuk hadir sebagai lokomotif intelektual dalam isu-isu publik.

Acara ini menutup rangkaian Dies Natalis ke-20 dengan semangat kebangsaan dan kesadaran demokrasi yang semakin kuat di kalangan civitas akademika.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *