Aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki Meningkat, Status Level IV (Awas) Ditetapkan

Flores Timur – Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status gunung tersebut ke Level IV atau Awas sejak 13 Februari 2025 pukul 03.00 WITA.

Mengutip dari kementerian ESDM, berdasarkan data kegempaan yang dihimpun PVMBG, tercatat 43 kali gempa letusan atau erupsi, 987 kali gempa hembusan, 388 kali gempa harmonik, serta beberapa jenis gempa lainnya yang menandakan adanya suplai magma dan peningkatan tekanan dari dalam gunung. 

Selain itu, cahaya pijar yang tampak samar di malam hari di sekitar puncak juga mengindikasikan pergerakan lava menuju permukaan.

Lonjakan Aktivitas Vulkanik

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, menjelaskan bahwa peningkatan aktivitas ini berdasarkan pemantauan visual dan instrumental dalam beberapa pekan terakhir. 

Data dari 3 Januari hingga 13 Februari 2025 menunjukkan peningkatan signifikan gempa vulkanik dalam, dengan jumlah tertinggi pada 12 Februari yang mencapai 92 kali dalam sehari.

“Gempa Vulkanik Dalam naik cukup signifikan. Gempa Vulkanik Dalam mengindikasikan aktivitas magma dalam kantung magma G. Lewotobi Laki-laki intensitasnya bertambah dan menuju pada kedalaman yang dangkal. Pada tanggal 12 Februari naik menjadi 92 kali dalam 1 hari, namun erupsi terakhir terjadi pada 03.31 WITA dan sampai sekarang belum ada aktivitas erupsi dan setelah kita pantau terus menerus dan akhirnya pada tanggal 13 Februari 2025 jam 03:00 WITA kita naikkan statusnya menjadi Level IV,” jelas Wafid.

Pemantauan menggunakan drone menunjukkan perubahan pada kawah gunung. Termasuk munculnya dua lubang erupsi serta terbongkarnya sisi barat laut kawah yang memperlihatkan pelebaran signifikan. 

Gunung ini memiliki karakter letusan eksplosif yang dapat menghasilkan lontaran material pijar, abu vulkanik, aliran lava, serta awan panas guguran.

“Cahaya pijar yang terlihat samar di malam hari di sekitar puncak juga mengindikasikan adanya pergerakan lava menuju permukaan,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.

Dampak dan Tindakan Mitigasi

Peningkatan aktivitas ini berpotensi menimbulkan dampak serius bagi masyarakat sekitar. Hingga saat ini, lebih dari 4.400 warga telah mengungsi akibat ancaman letusan dan aliran lahar. 

Pemerintah telah menetapkan zona bahaya dengan larangan aktivitas dalam radius enam kilometer dari pusat erupsi. Serta sektoral barat daya-timur laut sejauh tujuh kilometer.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, waspada, dan mematuhi arahan dari otoritas terkait. Selain ancaman erupsi, masyarakat di sekitar daerah aliran sungai yang berhulu di gunung ini juga diminta untuk mengantisipasi potensi banjir lahar hujan.

Gunung Lewotobi. Foto : detik.com

Sejarah Letusan dan Potensi Erupsi

Gunung Lewotobi Laki-Laki memiliki pola erupsi yang fluktuatif dengan rentang waktu letusan antara 1 hingga 29 tahun. Erupsi terbesar dalam sejarahnya tercatat pada tahun 1675, 1907, dan 1932. Indeks Letusan Vulkanik (VEI) berkisar antara 1 hingga 3.

Dengan kondisi yang terus berkembang, masyarakat di sekitar gunung diminta untuk selalu mengikuti informasi terbaru dari PVMBG dan BNPB guna menghindari risiko yang lebih besar.(clue)

baca juga : https://cluetoday.com/efisiensi-anggaran-pendidikan-dan-kenaikan-ukt-sri-mulyani-langkah-ini-tidak-boleh/

follow kami : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *