Apakah Data Retina Pengguna WorldID Aman? Inilah Penjelasan dari Ahli Keamanan Siber

JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah membekukan sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) untuk layanan Worldcoin dan WorldID. Pembekuan ini dilakukan setelah munculnya viralitas terkait pemberian uang sebesar Rp800.000 kepada masyarakat yang bersedia merekam data retina mereka oleh penyelenggara sistem elektronik WorldID. Peristiwa ini diketahui terjadi di Bekasi, Jawa Barat.

Pihak Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dikabarkan akan memanggil PT Terang Bulan Abadi dan PT Sandina Abadi Nusantara sehubungan dengan dugaan pelanggaran dalam penyelenggaraan sistem elektronik. Menanggapi pembekuan sementara yang terjadi, Tools for Humanity akhirnya memberikan pernyataan. Dalam keterangan yang diterima detikNET, World menyampaikan bahwa mereka secara sukarela menghentikan sementara layanan verifikasi di Indonesia. Sambil mencari kejelasan terkait persyaratan perizinan dan lisensi yang berlaku.

“Kami berharap dapat terus melanjutkan dialog konstruktif dan suportif yang telah terjalin selama setahun terakhir dengan pihak pemerintah terkait. Jika terdapat kekurangan atau kesalahpahaman terkait perizinan kami, kami tentu akan menindaklanjutinya,” cuit proyek yang di gagas oleh pendiri OpenAI Sam Altman itu.

Apakah Pemrosesan Data Hasil Scan Retina ini Aman?

Kekhawatiran yang berlebihan terhadap penggunaan WorldID dianggap tidak berdasar. Menurut Alfons Tanujaya, pengamat keamanan siber dari Vaksincom, data tersebut disimpan di tempat yang aman dan terenkripsi. Ia menjelaskan bahwa meskipun WorldID menyimpan data iris, data tersebut akan disimpan di server terpisah dan dibagi ke dalam empat server yang berbeda. Sebelum itu, pola iris akan di enkripsi terlebih dahulu.

“Data yang lebih bahaya itu sebenarnya data kependudukan seperti NIK dan KK, atau face recognition. Jadi risiko tertinggi, andaikan ada orang bisa menggabungkan data dari empat server yang berbeda. Andaikan ada yang mampu pecahkan kunci enkripsi itu. Yang bocor ya data iris — yang mana juga tidak bakal terjadi,” ungkap Alfons Tanujaya pada pesan singkat pada Senin (5/5/2025).

Namun, ia juga menyatakan bahwa jika di kelola dengan baik, layanan tersebut bisa sangat bermanfaat. Ia menambahkan bahwa verifikasi WorldID juga dapat memainkan peran penting dalam menyelesaikan berbagai masalah di Indonesia. Seperti mengatasi bot saat perebutan tiket dalam acara tertentu.

“Harusnya kalau di kelola dengan baik World.ID akan sangat berguna. Kalau pengelolaan datanya transparan dan di audit oleh lembaga independen dan memenuhi standar kaidah keamanan yah harus di beri kesempatan,” ungkap Alfons Tanujaya kepada CNBC Indonesia.

Selanjutnya, ia menyampaikan bahwa proses verifikasi WorldID dapat berperan dalam mengatasi permasalahan maraknya akun bot buzzer di Indonesia. Ia meyakini bahwa keberadaan akun-akun bot tersebut bisa di cegah agar tidak menjalankan aktivitasnya.

“Bahkan jika di implementasikan dengan baik, sistem World.id ini bisa membantu mencegah penyalahgunaan identitas dimana 1 individu akan terdeteksi jika membuat KTP, SIM atau paspor lebih dari 1 kali. Karena meskipun orangnya bisa ganti nama dan identitasnya tetapi biometriknya akan tetap sama dan terdeteksi oleh sistem,” ungkap Alfons Tanujaya.(clue)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *