Baznas Subang Gelar Digitalisasi Manajemen Masjid berbasis IT

SUBANG – Digitalisasi manajemen keuangan masjid penting dilakukan. Selain menjadi media transparansi dan akuntabilitas keuangan, digitalisasi mempermudah pengelola masjid atau dewan kemakmuran masjid membuat laporan keuangan.

Salah satunya melalui Manajemen Keuangan Masjid berbasis Teknologi Informasi. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI meluncurkan aplikasi bernama Menara Masjid. Aplikasi tersebut kini sedang gencar disosialisasikan ke masjid-masjid di Indonesia. Tak terkecuali Subang.

Ketua Baznas Subang, KH. Musyfiq Amrullah mengungkapkan, Baznas memberikan perhatian khusus terhadap tata kelola keuangan masjid. Ia berharap, melalui aplikasi ini, keuangan masjid semakin transparan dan akuntabel.

“Kegiatan ini menjadi perhatian Baznas Subang. Masjid menjadi pusat kegiatan umat,” tutur Musyfiq.

Hal itu disampaikan Musyfiq dalam sambutannya di pembukaan Pelatihan Manajemen Keuangan Masjid berbasis IT di Masjid Al-Musabaqoh, Subang, pada Selasa (11/06/2024).

Pencipta aplikasi Menara Masjid, M. Rhomadona Kusuma, menuturkan, aplikasi yang Ia ciptakan bisa menyajikan data keuangan masjid secara real time. Selama ini, menurut Rhomadona, masjid sudah secara independen melakukan laporan keuangan masjid, baik tentang zakat, infaq, maupun shodaqoh.

Melalui aplikasi yang dibuatnya, bisa mempermudah DKM. Rhomadona menjelaskan, Bendahara DKM tinggal melakukan input data ke aplikasi. Sehingga, Baznas memiliki data potensi zakat, infaq, shodaqoh, maupun kurban di Indonesia.

“Aplikasi yang saya buat untuk menciptakan ekosistem digitalisasi masjid. Aplikasi hadir sebagai solusi umat untuk mempermudah publikasi. Sehingga mereka bisa mengelola masjid dan tidak merepotkan karena sistemnya sudah difasilitasi,” ujar Rhomadona.

Saat ini, Rhomadona mengungkapkan, sudah 7 ribu masjid yang mendaftar di aplikasi. Selain itu, dalam aplikasi tersebut beragam fitur disediakan. Seperti al-qur’an digital, data masjid, informasi kajian, video ceramah, berita, kalkulator zakat.

“Melalui aplikasi ini, akan terlihat data real time. Potensi pelaporan data terutama infaq, shodaqoh, zakat di masjid-masjid seluruh Indonesia itu besar. Baznas nantinya akan punya data tersebut. Bukan sekadar asumsi,” jelas Rhomadonna.

Perlu Penambahan Fitur di Aplikasi

Ali Al Anshori, pengurus masjid di Cipunagara, dirinya mengapresiasi adanya aplikasi ini. Ia mengungkapkan, selama ini manajemen masjidnya masih konvensional. Terkadang, terjadi kehilangan data atau rusak.

“Adanya aplikasi ini mempermudah kami melaporkan keuangan masjid. Kalo pakai laporan biasa, kadang hilang datanya,” ujar Ali.

Namun, dirinya menyarankan penambahan fitur materi khutbah di aplikasi. Sehingga, ketika Ia akan khutbah, bisa mengambil materinya dari aplikasi.

“Ini perlu penambahan materi khutbah. Saya kan kalo khutbah tinggal lihat aplikasi ini. Saat ini (di aplikasi) belum lengkap,” jelasnya.

Masjid jadi Pusat Kegiatan Umat

Penjabat Bupati Subang, Imran, mengapresiasi langkah Baznas Subang melakukan digitalisasi masjid. Ia menuturkan, masjid harus menjadi pusat kegiatan umat.

“Kita menginginkan masjid yang friendly.” tutur Imran.

Selain itu, selama dirinya menjadi Penjabat, Imran mengaku, sudah berkeliling ke masjid-masjid besar di Subang. Ia berharap, masjid tak sekadar menjadi tempat ibadah ritual. Namun, mampu menggerakan umat untuk menjaga kondusifitas dan karakter ahlakulkarimah.

“Misalnya, materi khutbah tentang tidak membuang sampah sembarangan,” jelasnya. (clue)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *