DPR Filipina Setujui Pemakzulan Wapres Sara Duterte, Nasibnya Kini di Tangan Senat

Foto : Bloomberg

Jakarta – Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte, menghadapi ancaman pemakzulan. Setelah mayoritas anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Filipina menyetujui mosi pemakzulan dalam sidang paripurna pada Rabu (5/2/2025).

Keputusan ini diambil setelah 215 dari 318 anggota DPR menyatakan dukungan mereka terhadap pemakzulan tersebut. Mengutip dari Kompas, nasib Duterte berada di tangan 24 senator Filipina yang harus mencapai ambang batas dua pertiga suara untuk benar-benar mencopotnya dari jabatan.

Ketua DPR Filipina, Martin Romualdez, yang juga sepupu Presiden Ferdinand Marcos Jr., mengumumkan keputusan tersebut kepada para anggota parlemen.

“Karena telah diajukan oleh lebih dari sepertiga anggota DPR, atau total 215 anggota… maka mosi disetujui,” ujar Romualdez.

Mosi pemakzulan Sara Duterte diajukan berdasarkan beberapa tuduhan, termasuk dugaan konspirasi untuk membunuh Presiden Ferdinand Marcos Jr., Ibu Negara Liza Marcos, dan Ketua DPR Martin Romualdez. Selain itu, Duterte juga dituduh melakukan penyalahgunaan dana publik senilai jutaan dolar AS, serta terlibat dalam tindak pidana korupsi dan kejahatan berat lainnya.

Mengutip dari Antara, DPR Filipina juga menemukan bahwa Duterte, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pendidikan, menyalahgunakan dana hingga 612,5 juta peso (sekitar Rp172,3 miliar).

Tuduhan lain mencakup keterlibatan dalam pembunuhan di luar hukum saat menjabat sebagai Wali Kota Davao. Kegagalan melaporkan harta kekayaan yang mencurigakan, serta upaya mengganggu stabilitas negara dengan memboikot pernyataan tahunan Presiden Marcos. Ia juga memimpin demonstrasi untuk menuntut pengundurannya sendiri.

Duterte dengan tegas membantah semua tuduhan tersebut.

“Ini adalah upaya untuk menjatuhkan saya dengan tuduhan yang tidak berdasar,” ujar Duterte dalam sebuah pernyataan.

Pemakzulan di Tengah Ketegangan Politik

Pemakzulan ini terjadi hanya beberapa hari sebelum kampanye pemilu paruh waktu berlangsung. Prediksinya, hal tersebut akan menjadi penentu arah pemilihan presiden 2028.

Hubungan antara Duterte dan Presiden Marcos Jr. memburuk drastis dalam beberapa bulan terakhir. Setelah aliansi politik yang mereka bangun saat pemilu 2022 berubah menjadi konflik terbuka dengan berbagai tuduhan kontroversial. Termasuk dugaan ancaman pembunuhan. Mengutip dari VOA Indonesia, selama berbulan-bulan, kedua tokoh ini saling melontarkan tudingan liar di depan publik.

“Jika Marcos berkomitmen terhadap pemakzulan ini, kemungkinan besar jumlah suara di Senat akan mencukupi,” ujar Dennis Coronacion, Ketua Departemen Ilmu Politik di Universitas Santo Tomas.

Foto : Reuters

Meski demikian, Presiden Marcos sebelumnya sempat meminta Kongres untuk tidak melanjutkan pemakzulan ini, dengan alasan bahwa proses ini hanya akan mengalihkan perhatian parlemen dari tugas utamanya.

“Ini hanya badai dalam cangkir teh,” ujar Marcos.

Sekretaris Eksekutif Marcos, Lucas Bersamin, menegaskan bahwa Kantor Kepresidenan tidak akan ikut campur dalam proses ini. Seorang pejabat hubungan masyarakat Senat mengatakan kepada AFP bahwa pasal-pasal pemakzulan di perkirakan akan di terima oleh kantor keamanannya pada Rabu (5/2/2025) malam.

Hingga saat ini, belum ada jadwal pasti kapan sidang Senat akan berlangsung untuk menentukan nasib Sara Duterte.(clue)

Baca juga : https://cluetoday.com/dpr-kritik-kinerja-menteri-ham-natalius-pigai-105-hari-tak-tampak-bekerja/

Follow kami : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *