Subang–Peristiwa kekerasan kepada jurnalis kembali terjadi. Kini, jurnalis dari kanal HadeJabar bernama Hadi, terpaksa harus dirawat intensif usai dikeroyok 5-6 terduga pelaku.
Kronologinya, Hadi dan kawannya bernama Baim, hendak melakukan liputan ke kandang peternakan ayam di Desa Sukahurip, Cijambe, pada Rabu (09/04/25) siang.
Keduanya hendak menemui pemilik kandang untuk diminta konfirmasi sebagai bagian tugas liputan Hadi. Korban sedang melakukan liputan atas dugaan kandang ayam tak berijin dan pengelolaan limbah kandang.
Namun, korban malah mendapatkan tindak kekerasan dari pegawai kandang semenjak tiba di lokasi. “Mau meminta konfirmasi perijinan. Karena kita mendapatkan informasi belum ada ijin,” kata Hadi di RSUD Subang.
Hadi melanjutkan, kedatangannya merupakan kali kedua ia ke lokasi untuk menemui manajemen kandang. Karena di kunjungan pertamanya, hanya berhasil menemui pegawai.
Namun, saat tiba di lokasi, ia dihadang oleh sebuah mobil mewah land cruiser berwarna hijau yang diduga milik pemilik kandang. Korban kemudian dikeroyok warga pekerja kandang. Menurut penuturan korban, pemilik kandang diduga pensiunan anggota TNI dan turut melakukan provokasi.
Ketua Ikatan Wartawan Online Indonesia (IWOI) Subang, Dadang Metro, mendorong kepolisian segera melakukan penangkapan terduga pelaku. Menurutnya, peristiwa tersebut mencoreng kebebasan pers yang dilindungi Undang-undang.
“Saya prihatin dengan kondisi yang dialami oleh saudara Hadi yang meliput tugas kewartawanan. Perbuatan ini tidak bisa ditolerir dan harus diusut tuntas,” terang Dadang.
Pantauan Cluetoday, Kanit Jatanras dan Kanit Tipiter Satreskrim, Polres Subang telah mendatangi korban di RSUD Subang untuk dimintai keterangan sebagai bahan penyelidikan.
Kasus kekerasan terhadap jurnalis ini menambah peristiwa kelam. Sebelumnya, jurnalis foto kantor berita Antara diduga diancam dan hendak ditempeleng saat meliput kegiatan Kapolri Listiyo Sigit, Sabtu (05/04/25) lalu di Semarang.
Data Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia mencatat, 73 kasus kekerasan terhadap jurnalis dan media terjadi pada 2024. Jumlah tersebut menurun jika dibandingkan pada tahun sebelumnya dengan 89 kasus.
Kendati demikian, pada tahun ini, baru memasuki bulan ketiga, kekerasan pada jurnalis dan media telah melebihi 20 kasus.
”Memang jumlahnya turun, tapi kualitasnya lebih mengerikan. Jenis kekerasannya mulai dari kekerasan fisik hingga serangan digital,” ujar Ketua Umum AJI Indonesia Nany Afrida, dikutip dari kompas.id.