Jakarta — Lee Jae-myung, calon presiden dari Partai Demokrat Korea Selatan, resmi terpilih sebagai Presiden ke-14 Korea Selatan. Dalam pemilu nasional yang berlangsung Selasa (3/6/2025), Lee mengungguli rivalnya Kim Moon-soo dari Partai Kekuatan Rakyat dengan meraih 49,42% suara, dalam sebuah pemilu yang diwarnai gejolak politik pasca-pemakzulan Presiden sebelumnya, Yoon Suk Yeol.
Lee, yang kini berusia 61 tahun, tampil di hadapan para pendukungnya bersama sang istri Kim Hye-kyung, di depan Majelis Nasional, Seoul, Rabu (4/6), sembari melambaikan tangan penuh haru. Kemenangan ini diumumkan secara resmi oleh Komisi Pemilihan Umum Nasional (NEC) pada pukul 06.21 waktu setempat.

Partisipasi Tinggi dan Kemenangan Dramatis
Selain itu, tingkat partisipasi pemilih mencapai 79,4%, angka tertinggi sejak 1997, mencerminkan tingginya animo publik terhadap pemilu kali ini yang dianggap sebagai momen penting dalam transisi kekuasaan nasional.
Kemudian, kemenangan Lee mencerminkan kebangkitan politik yang dramatis setelah kekalahan tipis dari Yoon Suk Yeol pada Pilpres 2022 lalu, ketika ia kalah hanya dengan selisih 0,73% suara. Sebelumnya, Lee juga gagal di pemilihan pendahuluan Partai Demokrat pada 2017, kalah dari mantan Presiden Moon Jae-in.
Dihantui Kontroversi Hukum dan Upaya Pembunuhan
Perjalanan politik Lee tidak lepas dari kontroversi hukum. Ia sempat menghadapi berbagai tuduhan, termasuk korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
Pada Maret lalu, pengadilan banding sempat membebaskannya dari tuduhan memberikan pernyataan palsu saat kampanye Pilpres 2022. Namun, Mahkamah Agung membatalkan putusan tersebut dan memerintahkan pengadilan ulang, proses hukum yang masih berlangsung hingga kini.
Lee juga selamat dari percobaan pembunuhan yang terjadi pada Januari 2024, ketika ia ditikam di leher dalam sebuah acara publik.
Pihak berwenang menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan upaya untuk menghentikan Lee menjadi presiden.
Babak Baru Setelah Krisis Politik
Pemilihan Lee berlangsung di tengah krisis politik besar, menyusul pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol, yang dinilai gagal dalam upayanya memberlakukan darurat militer dan meredam gejolak politik.
Kemenangan Lee pun menjadi simbol dari kembalinya stabilitas sipil dan demokrasi di Korea Selatan.
Lee menyampaikan pidato singkat usai dinyatakan menang, berjanji untuk memulihkan kepercayaan rakyat dan memperjuangkan keadilan sosial.(clue)