Mendikdasmen Bantah Wacana Libur Satu Bulan Saat Ramadhan

Sumber : Tribunnews

JAKARTA – Akhir-akhir ini para siswa di Indonesia mendapatkan wacana libur selama bulan Ramadhan dan berita ini sampai ke Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti.

Ia membantah informasi mengenai libur sebulan penuh pada bulan Ramadhan. Mengutip dari Liputan6.com, Mu’ti menjelaskan kebijakannya yakni konsep pembelajaran di bulan Ramadhan.

“Jadi libur Ramadhan itu, bahasanya bukan libur Ramadhan ya. Karena ada yang nulis libur Ramadhan, bahasanya pembelajaran di bulan Ramadhan. Jangan pakai kata libur, tidak ada pernyataan libur Ramadhan,” ujar Mu’ti kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (17/1/2025).

Penjelasan mengenai surat edaran resmi juga telah terjabarkan oleh Abdul Mu’ti bahwa edaran telah selesai draftnya dan sebentar lagi akan di edarkan. Surat edaran tersebut akan mengatur kegiatan selama satu bulan penuh selama bulan Ramadhan untuk siswa beragama muslim dan non muslim.

“Jadi, terkait dengan pembelajaran di bulan Ramadhan, draftnya sudah selesai dan sudah disepakati oleh menteri Dalam Negeri, Menteri Agama, dan Menteri Dikdasmen,” kata Abdul Mu’ti sesuai pelantikan pejabat Fungsional ahli utama dan pimpinan tinggi pratama di lingkungan Kemendikdasmen di Jakarta, Senin (20/1/2025).

Mu’ti masih enggan memberitahu tentang isi surat edaran yang ingin di publikasikan dalam waktu dekat ini, apakah siswa tetap bersekolah atau libur selama bulan Ramadhan.

Menukil dari Kompas.id, Mu’ti mengatakan bahwa surat edaran akan di umumkan setelah tiga menteri selesai menandatangani surat tersebut.

“Di dalamnya juga nanti ada klausul yang mengatur bagaimana para murid beragama dan selain beragama islam. Jadi, kegiatan apa yang mereka lakukan selama bulan Ramadhan itu, di dalam surat edaran bersama juga sehingga atau bagaimana isinya? Ya tunggu sampai itu betul-betul terbit,” Ucap Abdul Mu’ti.

Wacana Libur Satu Bulan Perlu Perhatikan Dampaknya

Secara terpisah, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Iman Zanatul Haeri melalui kepala bidang Advokasi Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mengatakan, pemerintah hendaknya mempertimbangkan dampak negatif libur berkepanjangan.

“Kesenjangan terlalu lama tidak belajar di beberapa negara subtropis yang memiliki musim panas, mereka juga meliburkan siswanya. Namun, dibarengi dengan kegiatan perkemahan atau kursus intensif di luar sekolah. Harus ada persiapan ketika bulan Ramadhan tidak sekolah,” ujar Iman.

Iman menghimbau secara umum waktu libur akan digunakan untuk bermain gadget dan tidak mengisi dengan baik kegiatan di bulan Ramadhan. Hal ini akan menambah kecanduan remaja pada gawai dan secara tidak langsung remaja semakin asyik bermain media sosial dan game online.(clue)

Baca juga : https://cluetoday.com/profil-ade-afriandi-pj-bupati-subang-pengganti-dr-imran/

Follow Instagram kami : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *