JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan (Kemendagri) memastikan bahwa kinerja ekspor Indonesia ke India dan Pakistan hingga saat ini masih relatif aman, meskipun kedua negara tersebut masih terlibat dalam konflik perbatasan.
Selain itu, pertumbuhan ekspor Indonesia pada periode Januari hingga Maret tahun ini juga tercatat naik sekitar 6% secara tahunan.
“Untuk sementara masih oke [belum ada dampak]. Kan ekspor kita masih naik 6% sampai Maret. Tidak ada masalah. Kita surplus semua. Ke India dan Pakistan juga kita surplus,” ungkap Budi Santoso selaku Menteri Perdagangan di Jakarta pada Kamis (8/5/2025), mengutip dari bloombergtechnoz.com.
Selain itu, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Indonesia pada bulan Maret 2025 tercatat mencapai US$23,24 miliar, mengalami kenaikan sebesar 3,16% dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia untuk periode Januari-Maret 2025 tercatat sebesar US$66,62 miliar, meningkat 6,93% dibandingkan tahun lalu, dengan sektor nonmigas berkontribusi sebesar US$62,78 miliar.
Selanjutnya, Indonesia tercatat mengekspor berbagai komoditas ke Pakistan, dengan lemak dan minyak nabati menjadi produk utama yang diekspor, mencapai total US$1,60 juta pada tahun 2024.
Sementara itu, nilai ekspor Indonesia ke Pakistan pada tahun 2023 tercatat sebesar US$3,03 miliar. Mengalami penurunan 30% daripada tahun sebelumnya yang mencapai US$4,33 miliar. Dengan minyak nabati dan produk olahannya sebagai komoditas utama.
Di sisi lain, ekspor Indonesia ke India pada periode Januari-Februari 2025 tercatat mencapai US$2,87 miliar. Menjadikannya negara dengan surplus perdagangan terbesar kedua setelah Amerika Serikat.
Tanggapan Bahlil Lahadalia sebagai Menteri ESDM
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa pihaknya akan menelaah dampak dari konflik antara India dan Pakistan terhadap ekspor batu bara Indonesia.
Ia juga menegaskan bahwa hingga kini, meskipun ketegangan antara kedua negara tersebut terus meningkat, belum terdapat pengaruh atau gangguan yang signifikan terhadap sektor energi di Indonesia.
“Nanti kami akan melakukan kajian ya karena negara mereka kan besar juga. Jadi tujuan batu bara kita ini apakah kena di wilayah terdampak atau tidak. Jadi seperti di Papua lah. Ini kan Papua itu kan besar ya, sama juga seperti India,” ungkap Bahlil Lahadalia pada Kamis (8/5/2025).
“Sampai dengan hari ini perang antar-Pakistan sama India, sampai hari ini belum ada pengaruh apa-apa terutama di sektor energi,” katanya.
Sementara itu, Bahlil Lahadalia juga membuka kemungkinan bahwa konflik antara India dan Pakistan dapat berdampak pada ekspor batu bara hingga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil) Indonesia. Namun, Menteri ESDM tersebut berharap dampak negatif dari konflik tersebut tidak memengaruhi ekspor Indonesia.

“Muncul lagi sekarang ketegangan di kawasan India dan Pakistan. Ini akan berdampak pada ekspor kita juga. Sedikit banyaknya akan berdampak pada ekspor kita, khususnya batu bara dan CPO,”ungkap Bahlil.
“Mudah-mudahan ini tidak terjadi. Saya lagi mendesain,” ungkap Bahlil Lahadalia ketika diskusi berlangsung,” ungkap Bahlil Lahadalia.(clue)
Baca juga : Konflik India-Pakistan Memanas, Lima Jet Tempur India Diklaim Jatuh
follow kami : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==