Pertarungan pilkada 2024 telah usai. Kini para calon pemimpin tinggal menunggu hasil resminya. Namun, calon dan para tim sukses juga masyarakat dapat “mengintip” perolehan suara hasil pilkada melalui quick count atau hitung cepat.
Beberapa paslon bahkan sudah mengklaim dan mendeklarasikan kemenangan. Menariknya, pada pilkada serentak ini, beberapa incumbent tidak dapat mempertahankan kursi kepemimpinannya.
Pantauan Cluetoday, hingga saat ini setidaknya sudah 18 kepala daerah dari Gubernur, Bupati dan Walikota petahana yang merupakan incumbent kalah dalam pertarungan menurut quick count jagasuara2024 dan Litbang kompas dikutip pada (29/11/2024).
Sumatera Utara
Di Sumatra Utara, Pasangan Edi – Hasan yang merupakan gubernur sebelumnya hanya meraih 37,29 persen. Sementara rivalnya pasangan Bobby – Surya meraih kemenangan dengan total suara 62,71 persen.
Bengkulu
Petahana Provinsi Bengkulu, Rohidin yang berpasangan dengan Meriani harus menerima kekalahan dari Helmi Hasan – Mian, pasangan Helmi berhasil memperoleh suara 55,09 persen sedangkan Rohidin – Mian hanya 44,91 persen suara versi quick count.
Lampung
Selisih sangat jauh, Arinal Djunaidi – Sutono yang merupakan petahana gubernur Lampung hanya memperoleh 17,32 persen suara. Sebagai petahana, angka tersebut merupakan angka yang tidak memuaskan. Sementara rivalnya Rahmat – Jihan mengalami kemenangan versi quick count dengan perolehan suara 82,68 persen.
Kalimantan Timur
Meskipun masih menunggu hasil KPU, angka quick count yang sudah dikeluarkan beberapa lembaga survey cukup meyakinkan. Di Kalimantan Timur, pasangan incumbent dari Isran Noor – Hadi memperoleh suara 44,37 persen. Dirinya kalah dari pasangan Rudi Mas’ud – Seno dengan suara 55,63 persen.
Maluku
Cagub petahana Maluku, Murad Ismail juga mengalami kekalahan berdasarkan quick count sementara. Berdasarkan hasil quick count Maleo Institut, posisi pertama diduduki oleh pasangan Hendrik-Abdullah dengan raihan 49,65 persen suara, mengalahkan dua pasangan lainnya yakni pasangan Murad Ismail-Michael Wattimena dengan perolehan suara 27,11 persen dan Jeffry Apoly Rahawarin-Abdul Mukti Keliobas meraih 23,25 persen.
Seperti Gubernur, para petahana yang mencalonkan kembali menjadi bupati dan walikota juga ditumbangkan banyak politikus baru. Apalagi di Jawa Barat, para petahana banyak dikalahkan para pesaing politiknya. Berikut sederet bupati dan walikota petahana yang tumbang pada Pilkada 2024.
Kabupaten Indramayu
Seperti kabupaten Indramayu, mengalami petahana harus menerima kekalahan telak dari artis Lucky Hakim. Mantan Bupati, Nina Agustina hanya meraih sebanyak 25,48 persen suara. Sementara Lucky Hakim menang telak dengan perolehan suara 67,61 persen.
Kabupaten Subang
Secara Quick Count, bupati Subang periode sebelumnya nampaknya tak dapat mempertahankan kursi kepemimpinannya. Ruhimat yang berpasangan dengan politisi Gerindra Aceng Kudus hanya memperoleh suara sebanyak 37,28 persen suara versi jagasuara2024.org. Sementara, Reynaldi yang menjadi rival beratnya berhasil meraup 53,61 persen suara. Pasangan nomor urut 2 tersebut bahkan telah mengklaim kemenangan pada (27/11/2024) malam.
Kabupaten Garut
Tak jauh berbeda dengan Subang dan Indramayu, petahana Helmi yang berpasangan dengan Yudi hanya berhasil meraup suara sebanyak 33,70 persen dibandingkan dengan Abdusy Luthfi dengan suara 66,30 persen.
Kabupaten Bandung Barat
Adik Ipar Rafi Ahmad yang mengikuti kontestasi pilkada sebagai bupati Kabupaten Bandung Barat cukup berhasil memenangkan hati masyarakat. Jeje yang berpasangan dengan Asep memperoleh suara sebanyak 37,31 persen mengalahkan pasangan Hengky Kurniawan – Ade 24,61 persen.
Kabupaten Purwakarta
Berbeda nasib dengan mantan suami yang menang telak sebagai sebagai gubernur Jawa Barat, Anne Ratna, mantan istri Dedy Mulyadi yang sebelumnya memimpin Kabupaten Purwakarta harus mengalami kekelahan. Perolehan suara yang didapat di quick count hanya mendapat 7,72 persen. Anne dikalahkan pasangan Saepul Bahri – Abang Ijo yang memperoleh 48,54 persen.
Kabupaten Majalengka
Pasangan Karna – Koko yang merupakan incumbent kabupaten Majalengka mendapat angka quick count sebanyak 40,20 persen. Namun, angka itu tidak mampu membawanya menuju kemenangan. Pasangan tersebut dikalahkan pasangan Eman – Dena dengan suara sebanyak 59,80 persen.
Kabupaten Kuningan
Meski selisih tipis, pasangan petahana Ridho Suganda – Kamdan juga dikalahkan Dian Rachmat – Tuti. Suara Ridho sebanyak 35,51 dan Dian 38,24 persen.
Kota Cirebon
Pasangan Efendi – Siti meraih 50,25 persen suara pada kontestasi pilkada kota Cirebon. Angka tersebut menumbangkan petahana Eti – Suhendrik yang hanya dapat mengantongi sebanyak 30,71 persen suara.
Kabupaten Pangandaran
Bupati petahana Ujang yang berpasangan dengan Dadang dikalahkan oleh Pasangan Citra – Ino yang memperoleh suara sebanyak 51,75 persen. Ujang hanya memperoleh suara sebanyak 48,25 persen.
Kota Sukabumi
Di kabupaten Sukabumi, incumbent Ahmad yang berpasangan dengan Dida kalah jumlah suara dari lawannya Ayep – Bobi yang memperoleh 44,90 persen. Sementara Ahmad hanya dapat meraup 29,23 persen saja.
Kabupaten Sukabumi
Tak jauh berbeda dengan Kota Sukabumi, petahana dari Kabupaten Sukabumi juga harus menerima kekalahan dari Asep – Andreas yang memperoleh 53,09 persen suara. Sementara dirinya mendapatkan 46,91 persen.
Kota Banjar
Pasangan Sudarsono – Supriana berhasil unggul mengalahkan petahana Nana – Mujamil dengan perolehan suara 38,65 persen. Suara Nana Mujamil hanya mencapai 25,92 persen.
Kota Tasikmalaya
Menang dengan angka telak, calon bupati Kota Tasikmalaya Viman – Diky raih angka quick count sebesar 48,36 persen. Sementara petahana M. Yusuf – Hendro kalah jauh, Yusuf hanya memperoleh angka 4,85 persen saja.
Fenomena tumbangnya para petahana tersebut menjadi sorotan. Para petahana tidak dapat mempertahankan kursi kepemimpinannya. Meski masih menunggu hasil real count KPU, suara sementara tersebut menjadi gambaran bahwa para pesaing politik telah berhasil merebut kepercayaan masyarakat.
Apakah ini dapat menjadi bukti ketidakpuasan masyarakat pada pemimpin sebelumnya?
(sin/clue)