PSV vs Arsenal 1-7: Reaksi Peter Bosz dan Fakta Menarik

Jakarta – PSV Eindhoven mengalami malam yang kelam dalam laga leg pertama babak 16 besar Liga Champions musim ini. Tim asuhan Peter Bosz harus menerima kenyataan pahit setelah dihancurkan Arsenal dengan skor mencolok 1-7 di Philips Stadium, Rabu (5/3/2025) 03.00 WIB.

Gol-gol kemenangan The Gunners dicetak oleh Jurrien Timber, Ethan Nwaneri, Mikel Merino, Martin Odegaard (2), Leandro Trossard, dan Riccardo Calafiori. Sementara satu-satunya gol balasan PSV datang dari eksekusi penalti Noa Lang.

Arsenal vs psv. Foto by viva.co.id

Reaksi Peter Bosz: Malam yang Buruk

Mengutip dari Ligaolahraga, pelatih PSV, Peter Bosz, mengakui bahwa timnya tampil sangat buruk pada laga tersebut. Ia tak menampik bahwa baik dirinya maupun para pemain layak disalahkan atas hasil memalukan itu.

“Malam yang buruk bagi kami,” kata Bosz kepada Amazon Prime.

“Tidak ada peluang. Mungkin dua momen dalam pertandingan – peluang pertama kami setelah 15 menit ketika membentur mistar gawang dan kartu kuning kedua adalah momen untuk kembali ke dalam permainan. Dari segi sepak bola, kami tidak memiliki peluang. Kami tidak berada dalam performa terbaik kami. Arsenal bermain fantastis, kami tidak memiliki peluang malam ini,’ Jelas Bosz.

Bosz juga menyoroti pertahanan timnya yang tampil sangat rapuh dan memberikan banyak celah bagi Arsenal untuk mengeksploitasi ruang kosong.

“Buruk dari segi permainan, tentu saja. Sama sekali bukan sepak bola kami, kami bermain normal dan Arsenal bermain dengan sangat baik,” tambahnya.

Baca juga : https://cluetoday.com/pakar-kebijakan-publik-pemangkasan-anggaran-tak-akan-efektif-jika-kabinet-terlalu-gemuk/

Strategi yang Gagal Berjalan

Dikutip dari Tribunnews, Peter Bosz dan staf pelatihnya sebenarnya telah mempersiapkan strategi untuk menghadapi Arsenal. Mereka telah menganalisis cara bermain tim asuhan Mikel Arteta, tetapi rencana di atas kertas tidak berjalan sebagaimana mestinya di lapangan.

“Kami punya rencana, menganalisis mereka, dan berpikir bahwa kami bisa melukai mereka di suatu tempat,” ungkap Bosz.

“Tetapi jika Anda melihat cara kami bertahan, sangat buruk. Anda tidak akan bisa menang jika bermain seperti ini,” ujarnya.

Kekalahan ini jelas menjadi pukulan telak bagi PSV, terutama karena mereka harus mengalaminya di hadapan pendukung sendiri. Namun, Bosz meminta timnya untuk segera bangkit dan fokus ke Eredivisie.

“Saya tidak bisa membayangkan akan kalah sebesar ini, jadi para pemain kecewa,” tuturnya.

“Bagi kami, penting untuk kembali ke Eredivisie dalam beberapa hari. Kami akan menganalisis pertandingan ini dan membantu para pemain. Harus menerimanya tetapi itu sulit. Kami harus melakukannya dengan cepat karena hanya tersisa 10 laga lagi, jadi kami butuh pemain saat ini,” tambahnya.

Fakta Menarik dari Kemenangan Arsenal

Menurut laporan dari Football5Star, kemenangan Arsenal ini mencatatkan beberapa rekor menarik dalam sejarah Liga Champions.

The Gunners menjadi tim pertama yang mencetak tujuh gol di kandang lawan pada fase gugur sejak era Liga Champions dimulai pada 1992-93. Sebelumnya, Bayern Munich juga menang 7-1 atas AS Roma, tetapi itu terjadi pada fase grup.

Ini juga menjadi kali kedua Arsenal mencetak tujuh gol dalam satu pertandingan Liga Champions. Sebelumnya, mereka menang 7-0 atas Slavia Prague pada 23 Oktober 2007 di fase grup.

Selain itu, ada kesamaan dalam dua kemenangan besar Arsenal tersebut. Dari tujuh gol yang dicetak, hanya satu yang berasal dari pemain pengganti. Juga, di kedua laga tersebut, hanya ada satu pemain Inggris yang mencetak gol: Theo Walcott pada 2007 dan Ethan Nwaneri kali ini.

Malam Pahit bagi PSV

Di sisi lain, kekalahan ini menjadi yang terbesar dalam sejarah PSV di Liga Champions. Sebelumnya, rekor kekalahan terburuk mereka adalah 0-4, yang pernah terjadi beberapa kali, termasuk saat menghadapi Arsenal pada fase grup musim lalu.

Di kandang sendiri, kekalahan terbesar PSV sebelumnya juga terjadi saat melawan Arsenal, yakni 0-4 pada fase grup Liga Champions 2003-04. Thierry Henry mencetak dua gol dalam laga tersebut, sementara dua gol lainnya dicetak oleh Gilberto Silva dan Fredrik Ljungberg.

Tak hanya itu, dalam sejarahnya, PSV baru empat kali kalah dengan selisih enam gol. Sebelum kekalahan ini, yang terakhir terjadi pada 7 November 1979, saat mereka dibantai 0-6 oleh St-Etienne di Piala UEFA (sekarang Liga Europa).

Fakta lainnya, ini adalah kali kedua PSV kebobolan tiga gol dalam 31 menit pertama pertandingan Eropa. Sebelumnya, hal serupa terjadi dalam kekalahan 0-6 dari St-Etienne, ketika mereka kebobolan tiga gol hanya dalam lima menit pertama laga.

Kekalahan ini tentu menjadi pelajaran besar bagi PSV sebelum menghadapi leg kedua di markas Arsenal. Mereka harus segera bangkit jika ingin menjaga asa di kompetisi Eropa musim ini.(clue)

follow kami : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *