JAKARTA – Saham Nvidia mengalami penurunan drastis setelah DeepSeek, perusahaan kecerdasan buatan asal China, meluncurkan teknologi baru yang mengguncang pasar. Dalam satu hari, nilai pasar Nvidia anjlok hampir 600 miliar dolar AS, dari 3,49 triliun dolar AS menjadi 2,9 triliun dolar AS.
Penurunan ini mencatat rekor sebagai kerugian terbesar dalam satu hari dalam sejarah pasar saham Amerika Serikat. Selain itu, pada Senin (27/1/2025), harga saham Nvidia turun tajam, mencatat penurunan terbesar sejak Maret 2020. Kapitalisasi pasar perusahaan menyusut sebesar 589 miliar dolar AS, atau sekitar Rp 9.532 triliun.
Pada September lalu, Nvidia sempat kehilangan 279 miliar dolar AS dalam sehari setelah sahamnya turun 9%. Namun, penurunan kali ini melampaui rekor tersebut, menunjukkan besarnya dampak dari persaingan teknologi AI yang semakin ketat.
Peluncuran DeepSeek tidak hanya mengguncang Nvidia, tetapi juga menyeret perusahaan chip dan data center lainnya. Broadcom, misalnya, mengalami penurunan kapitalisasi pasar sebesar 17%, atau setara dengan 200 miliar dolar AS. Selain itu, perusahaan yang bergantung pada GPU Nvidia, seperti Dell, HP Enterprise, dan Super Micro, juga terkena dampaknya.
Penurunan harga saham Nvidia juga merugikan CEO perusahaan, Jensen Huang. Dalam sehari, kekayaannya menyusut lebih dari 20 miliar dolar AS, setara dengan sekitar Rp 323,74 triliun (berdasarkan kurs dolar AS 16.187).(clue)
Baca juga : https://cluetoday.com/liga-champions-eropa-real-madrid-hingga-dortmund-berburu-tiket-8-besar/
Follow instagram kami : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==