Sempat ‘Nol Kasus’ Akhir 2023, Kasus PMK Ternak Naik di Subang

Subang–Sampai bulan April 2024, telah terjadi 9 kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Subang. Hal tersebut berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Subang yang disampaikan Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, drh. Erlinawati Pasaribu, kepada Cluetoday pada Kamis (24/04/2024).

Menurut drh. Erlinawati, pada akhir 2023 Subang sempat dinyatakan ‘Nol Kasus’ PMK. Namun, awal tahun 2024 mengalami kenaikan kasus. Hingga tanggal 09 April 2024, terdapat 94 sapi terjangkit PMK.

Kasus PMK tersebut tersebar di 6 kecamatan, yaitu Purwadadi, Serangpanjang, Sagalaherang, Jalancagak, Pagaden, Pagaden Barat.

drh. Erlinawati menjelaskan, peningkatan jumlah kasus tersebut, terjadi karena meningkatnya kedatangan hewan ternak dari daerah lain ke Subang jelang hari raya Idhul Adha.

“Biasanya penyakit PMK dari luar Kabupaten Subang. Kita perketat lalulintas hewan. Artinya pasar hewan kita awasi. Karena ternak-ternak idhul adha sudah masuk dari sekarang. Petugas-petugas di Puskeswan sudah diarahkan untuk mengawasi,” ujar drh. Erlinawati.

Selain pengawasan, tindakan pencegahan melalui vaksinasi hewan dilakukan. Lebih dari 45 ribu hewan ternak di Subang, menurut drh. Erlinawati, sudah menerima vaksinasi. Vaksinasi menjadi syarat hewan ternak yang diijinkan untuk dijadikan hewan qurban.

“Kita cek semua. Nanti kan idhul adha itu kita kerahkan semua petugas untuk memeriksa dan nantinya dikasih tanda hewan yang sudah diperiksa dan layak qurban. Kalaupun katanya udah divaksin di daerah asal, tetap kita vaksin. Kecuali mereka bawa surat dan ditandatangani dokter hewan. Karena kebanyakan ternak di Subang masuk lewat jalur ilegal atau jalur tikus,” ujarnya.

Disnakeswan Subang menargetkan 100 persen hewan ternak di Subang mendapatkan vaksin. Hal ini untuk membentuk imunitas hewan. Namun, drh. Erlinawati mengatakan, petugasnya sering menemukan peternak yang takut jika hewannya menerima vaksin.

“Di masyarakat itu masih ada pola pikir, kalau divaksin itu tambah sakit. Nah itu perlu kita lakukan komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat. Vaksin gratis. Kita gak pernah minta (bayar) ke peternak,” jelasnya.

Menurut Kabid Keswan dan Kesmavet ini, virus PMK tidak menular ke manusia. Namun menular antar hewan ternak. Gejalanya, hewan ternak air liurnya berlebih, tidak nafsu makan, panas, terdapat luka di sekitar mulut dan kuku di kaki. (clue)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *