Terdapat 14,6 Juta Wisatawan, Bali Masuk Daftar Destinasi Wisata Overtourism di Tahun 2023

BALI – Bali menjadi salah satu destinasi wisata yang mengalami overtourism menurut World Travel and Tourism Council sepanjang Januari hingga November 2023. Selain itu, Amsterdam, Athena, Paris, Phuket, dan Barcelona mengalami hal serupa.

Data Dinas Pariwisata (Dispar) Bali mencatat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali dari Januari hingga 26 Desember 2023 mencapai lebih dari 5,2 juta orang. Sementara kunjungan wisatawan domestik dari januari hingga 26 Desember 2023 sebanyak lebih dari 9,4 juta orang. Sehingga total wisatawan sepanjang tahun 2023 mencapai 14,6 Juta orang.

Gubernur Bali I Wayan Koster bahkan telah mewajibkan turis untuk melampirkan daftar perilaku yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan dalam paspor mereka, seperti melarang mengumpat, menyentuh pohon suci, atau memanjat bangunan. Selain itu, pelancong asing harus membayar pajak sebesar Rp150 ribu mulai 14 Februari 2024.

Menurut Organisasi Pariwisata Dunia atau World Tourism Organization (UNWTO), selama beberapa decade terakhir, jumlah wisatawan internasional telah meningkat signifikan. Dari 25 juta kedatangan internasioinal pada 1950, menjadi lebih 1,3 miliar pada 2017. UNWTO memperkirakan sektor ini akan terus tumbuh sebesar 3,3 Persen setiap tahun hingga 2030, di mana 1,8 miliar wisatawan akan melintas negara.

Membludaknya wisatawan internasional ke destinasi wisata terkenal seperti Bali tidak bisa dihindarkan. Berbagai Upaya perlu dilakukan untuk mengatasi overtourism. Menurut UNWTO, tempat wisata harus membatasi jumlah maksimum orang yang boleh berkunjung pada waktu yang sama, tanpa menyebabkan kerusakan lingkungan fisik, ekonomi, dan sosial budaya serta penurunan kualitas yang tidak dapat diterima.

Demi mencegah terjadinya overtourism di Bali, Kemenparekraf Sandiaga Uno, bersama Pemerintahan Provinsi Bali bekerja sama untuk mengangkat potensi wisata di daerah barat, timur, dan utara Pulau Dewata. sehingga kunjungan wisatawan tidak terpusat di daerah Selatan.

“Karena kalau tidak (dibagi) nanti (terulang) pengalaman sebelum pandemik, yaitu overcrowding, overtourism bisa terjadi,” kata Sandiaga di Badung. (clue)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *