JAKARTA – Passing grade atau batas kelulusan atau standar yang ditentukan dalam bentuk persentase atau nilai minimal, yang dihitung berdasarkan perhitungan sederhana terhadap hasil ujian, saat ini menjadi topik hangat yang sedang dibicarakan di media sosial sebagai salah satu syarat untuk lolos UTBK – SNBT 2025.
Dari perbincangan ini, terungkap bahwa siswa dan siswi yang berhasil memperoleh nilai melebihi ambang batas yang telah ditetapkan akan memenuhi syarat untuk melanjutkan ke tahap berikutnya.
Selain itu, passing grade dapat menjadi acuan untuk menentukan apakah seorang peserta memenuhi syarat untuk diterima dalam kuota penerimaan. Selain itu, passing grade juga memberikan manfaat, yaitu memungkinkan siswa untuk memprediksi peluang mereka dalam diterima di perguruan tinggi yang diinginkan.
Hal ini memungkinkan siswa dan siswi untuk mencari perguruan tinggi negeri yang memiliki passing grade yang sesuai dengan potensi dan kemampuan diri mereka.
Dengan adanya passing grade ini, siswa-siswi juga bisa lebih berhati-hati dalam memilih PTN dan program studi yang ingin mereka tuju. Namun, terkait isu passing grade pada UTBK-SNBT 2025, Badrus Zaman, anggota tim seleksi nasional penerimaan mahasiswa baru (SNPMB), menyatakan dan menegaskan bahwa tidak ada batas nilai dalam ujian tulis berbasis komputer-seleksi nasional berdasarkan tes.
“Tiap ada sosialisasi pasti ada terus pertanyaan passing grade. Jadi, saya jelaskan sebenarnya tidak ada passing grade. Jadi, tidak ada satu pun apa pun dibuat passing grade,” ungkap Badrus Zaman pada siaran YouTube SNPMB ID pada Senin (24/3/2025).
Selain itu, ia juga menyampaikan dan menegaskan bahwa passing grade tidak pernah diterapkan, baik untuk program studi maupun perguruan tinggi negeri (PTN). Ia juga menjelaskan bahwa mekanisme SNBT 2025 didasarkan pada skor UTBK peserta, yang kemudian digunakan untuk meranking peserta sesuai dengan program studi dan perguruan tinggi negeri (PTN) yang dipilih.
“Tinggal diurutkan saja misal prodi A di PTN A, diurutkan 1 sampai 50 misal daya tampungnya, diurutkan berdasarkan peringkat nilai tertinggi,” ungkap Badrus Zaman.
Selanjutnya, pada UTBK-SNBT 2025, akan diterapkan sistem penilaian menggunakan teori respons item (IRT). Tingkat kesulitan soal dan aspek prediksi lainnya baru dapat diketahui setelah proses seleksi UTBK selesai dan data diolah. Dengan kata lain, setelah tes UTBK-SNBT berakhir, jawaban peserta akan dikumpulkan dan dianalisis. Selanjutnya, scoring IRT akan diterapkan pada setiap soal, di mana jawaban dari 800.000 peserta dengan soal yang sama akan dibandingkan untuk menentukan tingkat kesulitan, nilai, dan faktor lainnya.(clue)
Baca juga : Karutan dan Kepala Pengamanan Rutan Pekanbaru Dicopot Imbas Video Dugem Napi, DPR Desak Evaluasi Menyeluruh