JAKARTA – Pernyataan Deddy Corbuzier tentang rancangan undang-undang Tentara Nasional Indonesia (RUU TNI) memicu kontroversi. Situasi semakin memanas setelah Rahman Simatupang, seorang aktivis politik, mengeluarkan pernyataan tegas.
Ia menuduh Deddy Corbuzier sebagai sosok yang hanya mencari keuntungan pribadi dan tidak memiliki kompetensi akademis untuk membahas RUU TNI.
Selain itu, aktivis politik tersebut juga menyatakan bahwa komentar Deddy Corbuzier mengenai aksi sejumlah aktivis dari Kontras, yang ia sebut sebagai tindakan anarkis dan ilegal, menunjukkan kurangnya pemahaman mendalam terhadap substansi permasalahan.
“Yang anarkis justru adalah anggota Komisi I DPR yang membahas RUU TNI secara tertutup dan tanpa transparansi. Mereka yang sebenarnya melanggar semangat reformasi,” ungkap Rahman Simatupang pada Senin (17/3/2025).
Menurutnya, RUU TNI memicu kontroversi karena beberapa ketentuannya bertentangan dengan prinsip reformasi TNI yang telah terancang sejak 1998. Salah satu poin utama yang jadi perdebatan adalah usulan agar perwira aktif dapat menduduki jabatan di lembaga sipil.
Hal ini menurutnya bertentangan dengan prinsip supremasi sipil dalam demokrasi dan berpotensi menghidupkan kembali dwifungsi ABRI. Padahal sebelumnya telah terhapuskan pada era peralihan Orde Baru.
Selain itu, sejumlah pihak, termasuk akademisi, aktivis hak asasi manusia, dan kelompok masyarakat sipil, menilai bahwa keterlibatan militer aktif dalam jabatan sipil dapat memperburuk dinamika sipil-militer serta berisiko mengancam demokrasi.
“TNI adalah alat pertahanan negara, bukan alat politik. Jika mereka kembali masuk ke birokrasi sipil, kita mundur ke era sebelum reformasi,” ungkap Rahman Simatupang.
Terlebih, Deddy Corbuzier sebagai seorang figur publik berpengaruh melalui podcastnya, turut menyampaikan pendapat dalam perdebatan ini. Ia mengkritik tindakan para aktivis yang menerobos saat pembahasan RUU TNI, yang di anggapnya tidak beretika.

Kritikan Deddy Corbuzier Tak Memahami Konteks
Namun, kritik terhadap Deddy Corbuzier pun muncul karena ia di nilai kurang memahami konteks permasalahan secara lebih luas. Selain itu, Rahman Simatupang berpendapat bahwa pandangan Deddy Corbuzier cenderung mendukung pemerintah dan militer tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjangnya terhadap demokrasi di Indonesia.
“Deddy hanya melihat dari permukaan. Ia punya platform besar, tetapi tidak memiliki dasar akademik atau pengalaman di bidang hukum, militer, atau kebijakan publik untuk berbicara soal ini,” katanya.
Selain itu, RUU yang saat ini tengah DPR godok juga memuat beberapa poin yang menimbulkan kekhawatiran. Salah satu isu yang disoroti adalah keberadaan perwira aktif di lembaga sipil, serta potensi meningkatnya kewenangan TNI dalam menangani ancaman dalam negeri.
Beberapa pasal dalam RUU ini berpotensi memberikan legitimasi lebih besar bagi TNI untuk terlibat dalam urusan sipil, yang seharusnya tetap menjadi wewenang kepolisian dan lembaga sipil lainnya.
Aktivis sosial Rahman Simatupang berpendapat bahwa tanpa pengawasan sipil yang kuat, perluasan kewenangan TNI berpotensi membuka peluang terjadinya penyalahgunaan kekuasaan. Selain itu, kontroversi terkait RUU TNI bukan sekadar perbedaan pendapat. Tetapi juga berdampak pada arah perkembangan demokrasi di Indonesia di masa mendatang.
“Sejarah mencatat, ketika militer diberi ruang terlalu besar dalam ranah sipil. Yang terjadi adalah pengikisan demokrasi dan meningkatnya represi terhadap masyarakat sipil,” ujar dia.
Selanjutnya, kritik yang disampaikan oleh aktivis terhadap Deddy Corbuzier mencerminkan kekhawatiran banyak pihak mengenai minimnya pemahaman mendalam dari figur publik yang memiliki pengaruh luas.
Di sisi lain, DPR dan pemerintah perlu memastikan bahwa RUU ini tidak disalahgunakan untuk mengembalikan peran militer secara berlebihan dalam urusan sipil.
Sebagai negara yang telah melewati berbagai fase reformasi, Indonesia harus menjaga keseimbangan antara kekuatan militer dan supremasi sipil. Jika tidak, ada risiko bahwa reformasi TNI yang telah diperjuangkan sejak 1998 akan mengalami kemunduran yang signifikan.(clue)
Baca juga : https://cluetoday.com/ruu-tni-dibahas-diam-diam-apa-yang-disembunyikan/
Follow kami : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==