SUBANG -Pusat Riset Teknologi Tepat Guna (PRTTG) yang berada di kantor Homebase BRIN Kawasan Sains Subang, di jalan KS Tubun, Subang, terus melakukan inovasi. Secara struktur, PRTTG masuk ke dalam rumpun Organisasi Riset Pertanian dan Pangan.
Kepada Cluetoday pada Rabu (24/04/24), Kepala PRTTG, Achmat Sarifudin, menjelaskan sejumlah hasil riset tepat guna yang diciptakan periset di lembaga yang dipimpinnya. Ia menuturkan, terdapat dua hal yang menjadi fokus riset pada PRTTG: teknologi tepat guna pra-panen, dan pasca panen.
“Di tahun 2024 ini, kita ada 20 agenda kegiatan riset. 18 dari tahun anggaran kita, sedangkan duanya dari dukungan external,” tuturnya.
Salah satu teknologi tepat guna yang manfaatnya sudah dirasakan masyarakat, terutama UMKM, adalah mesin Extruder dalam membuat mie non-terigu. Alat tersebut sudah digunakan dalam pembuatan mie bermerek ‘Aitamie’.
‘Aitamie’ merupakan mie hasil kerjasama PRTTG dengan pihak swasta untuk mendukung produk UMKM di Subang. Mie tersebut berbahan mocaf, tepang beras, tepung jagung. Dengan teknologi ektrusi, tekstur mie yang dihasilkan cenderung lebih elastis dan kenyal.
Selain produk mie, produk kopi juga menjadi perhatian periset PRTTG. Hasilnya, sebuah mesin Roaster kopi dengan Kontrol Suhu Terkendali, berhasil diciptakan. Selain roaster, alat Fermentor berbasis Ohmic Heating untuk meningkatkan kualitas biji kopi juga diciptakan.
“Inovasi dari PRTTG, selain berdasarkan agenda kebijakan BRIN, juga berdasarkan permintaan masyarakat,” ujar Achmat.
Seperti teknologi pasca panen Mesin Pendingin dan Penyimpanan Atmosfir Terkendali (Controlled Atmosphere Storage). Mesin tersebut mampu membantu petani sayuran atau buah-buahan mempertahankan kesegaran buah-sayuran mereka.
Karena, secara alamiah, buah-sayuran setelah dipanen akan mengalami proses respirasi. Sehingga harus dikendalikan. Selain itu, masalah stunting yang dihadapi anak-anak Indonesia tidak luput dari perhatian periset. Maka, mereka menciptakan sebuah produk mie sagu dengan diperkaya protein, fosfor, dan kalsium dari tepung ikan Teri (Stolephorus sp.).
Di lahan seluas sekitar 2 hektar, PRTTG dilengkapi fasilitas yang lengkap. Di gedung utama, terdapat beragam fasilitas. Seperti ruang kerja bersama (co-working space), Laboratorium Karakteristik Lanjut (Instrument, Kimia, dan Mikrobiologi), Laboratorium Rekayasa Proses Hasil Pertanian (Proses Olahan Pangan, uji sensoris, Pilot Plan Olahan Pangan).
Juga, terdapat sebuah workshop yang dilengkapi peralatan mesin-mesin. Seperti Laser Cutting, mesin bubut 3900 & 4100, oven, dough sheeter, Extruder, Continuous Sealer, Drum Dryer, Mixer, Cabinet Dryer, mesin Las Argon, mesin Potong Plat, Mesin Milling. Termasuk 3D Printer dimiliki PRTTG.
Namun, periset PRTTG ditugaskan sampai pada penciptaan prototype atau purwarupa inovasinya. Seperti dalam inovasi mesin Incinerator pemusnah sampah. PRTTG menciptakan sampai purwarupa. Setelahnya, bekerjasama dengan PT. Dahana dan Dinas Lingkungan Hidup Subang, melakukan diseminasi atau memperbanyak pembuatan alat tersebut. Ahcmat menjelaskan, periset PRTTG melakukan fungsi asistensi saja di tahap ini.
“Kita kemarin kerjasama dengan Dahana dan Pemda Subang. Karena mengeluhkan banyaknya sampah yang tidak terkelola dengan baik. Kami membantu menciptakan alat incinerator tanpa asap,” jelas Achmat.
Sehingga, perlu dukungan lebih besar dari pihak swasta maupun lembaga pemerintah untuk memperbanyak atau diseminasi produk hasil riset PRTTG. (clue)