SUBANG – Bullying di lingkungan sekolah menjadi salah satu hal penting yang perlu mendapat perhatian. Fenomena ini bahkan dapat mengarah pada kekerasan fisik maupun psikologis.
Kerap terjadi di lingkungan anak – anak, menjadikan hal ini lebih berbahaya. Terlebih, Subang pernah berduka karena kasus bullying bahkan menelan korban.
Hal itu menimpa AR (9), siswa SD di Blanakan yang meninggal dunia karena bullying November 2024 lalu.
Mengingat hal itu, TP-PKK Kabupaten Subang menyadari pentingnya sosialisasi anti-bullying dengan berbagai pendekatan.
Melalui program PAAREDI (Pola Asuh Anak dan Remaja di Era Digital), TP-PKK Subang menggelar kegiatan “Nyakola” (Nyaah Ka Budak Sakola).
Kegiatan ini dihadiri oleh Pj. Ketua TP-PKK Subang, Wiendha Winstar Afriandi. Kegiatan berlangsung di SMAN 1 Jalan Cagak pada Kamis (13/2/2025).
Dalam pemaparannya, Wiendha menekankan bahwa kasus bullying perlu mendapatkan perhatian serius. Ia mengajak para siswa untuk mengenali diri sendiri.
Selain itu, siswa juga diajak mengenali lingkungan sekolahnya, berani bercerita kepada orangtua, guru ataupun kepada teman di sekolahnya, jika menerima perlakuan yg dianggap tidak pantas oleh siapapun dilingkungannya.

Ia mengingatkan agar para siswa tidak melakukan tindakan Bullying. Karena dampaknya bisa sangat besar, baik secara mental maupun emosional. Hal itu mempengaruhi perkembangan jiwa hingga dewasa nanti.
Sosialisasi ini juga menghadirkan pemaparan dari perwakilan Duta KORPRI Kabupaten Subang, Raden Sulaeman dan Handini Rakhma. Keduanya memberikan kuis interaktif terkait pemahaman tentang bullying.
Dikemas menarik, Hangga Dwi Lesmana juga tururt memberikan pengarahan bullying dengan pendekatan diskusi yang komunikatif.
Harapannya, hal ini menjadi salah satu pondasi untuk mencegah fenomena vullying di lingkungan sekolah di Kabupaten Subang.(Adv/clue)
Baca juga : https://cluetoday.com/kasus-anak-sd-subang-polres-subang-telah-periksa-3-saksi/
follow kami : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==