Jakarta – Pemerintah China mengeluarkan peringatan keras terkait kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS). Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menegaskan bahwa kebijakan sepihak Washington dapat membawa dunia kembali ke era “hukum rimba.”
Dalam konferensi pers, Wang menyatakan bahwa AS seharusnya tidak “membalas kebaikan dengan kebencian” dengan menaikkan tarif impor tanpa alasan yang jelas.
“Bayangkan jika setiap negara hanya mengedepankan kepentingan mereka sendiri serta percaya pada kekuatan dan status mereka. Dunia akan kembali jatuh ke dalam hukum rimba,” ujarnya, dikutip dari AFP pada Jumat (7/3/2025).
Kritik China terhadap AS semakin menguat setelah pemerintahan Presiden Donald Trump menaikkan tarif impor terhadap barang-barang China hingga 25%. Washington berdalih bahwa kebijakan ini bertujuan untuk menyeimbangkan defisit perdagangan dan menekan praktik perdagangan yang menurutnya tidak adil.
Wang Yi menegaskan bahwa China tidak akan tinggal diam menghadapi tekanan AS.
“Jika satu pihak secara membabi buta memberi tekanan. China akan dengan tegas melawan,” ujarnya dalam pertemuan tahunan China mengutip dari Reuters.
Ia juga mengingatkan bahwa negara besar tidak seharusnya menindas yang lebih lemah demi keuntungan sendiri.

China Singgung Kelangsungan Kerja Sama Antar Dua Negara
Selain itu, Wang menyinggung kerja sama antara China dan AS dalam upaya pemberantasan narkoba, khususnya terkait penyelundupan fentanil ke AS. Menurutnya, meskipun China telah membantu AS selama bertahun-tahun dalam mengatasi peredaran prekursor fentanil, Washington justru tetap memberlakukan tarif impor tambahan terhadap barang-barang China.
“Apa yang telah dilakukan oleh pihak AS merupakan tindakan khas unilateralisme dan intimidasi. Yang mengabaikan fakta-fakta serta aturan perdagangan internasional,” ujar juru bicara Kementerian Perdagangan China, melansir dari Ntvnews.id, Rabu (5/3/2025).
Sementara itu, Kedutaan Besar China di AS juga menyampaikan peringatan terhadap Washington. Menegaskan bahwa mereka siap menghadapi segala bentuk perang dagang.
“Jika perang adalah yang diinginkan AS, entah itu perang tarif, perang dagang, atau bentuk perang lain, kami siap bertarung hingga akhir,” bunyi pernyataan resmi Kedubes China.
China menilai bahwa kebijakan tarif tambahan sebesar 10% yang baru-baru ini AS luncurkan melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan merusak sistem perdagangan global.
“Tindakan ini tidak hanya gagal menyelesaikan permasalahan internal AS. Tetapi juga menghambat kerja sama ekonomi serta perdagangan antara kedua negara,” lanjut pernyataan juru bicara Kementerian Perdagangan China.
China mendesak AS untuk segera mencabut kebijakan tarif sepihak ini dan mengajak Washington untuk kembali ke jalur dialog dalam menyelesaikan sengketa perdagangan.
“China berharap AS dapat melihat dan menangani perbedaan dengan cara yang lebih objektif dan rasional serta kembali ke jalur yang benar dalam menyelesaikan sengketa melalui dialog yang setara,” ujar juru bicara tersebut.
Sebagai informasi, AS telah menerapkan tarif tambahan sebesar 10% terhadap produk impor dari China sejak 4 Maret 2025. Kebijakan ini merupakan kelanjutan dari langkah serupa yang sebelumnya telah berlaku pada Februari tahun ini.(clue)
Follow kami : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==