DEPOK – Baru sehari menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi langsung mengambil langkah tegas dengan mencopot Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 6 Depok. Keputusan ini di ambil karena pihak sekolah tetap memberangkatkan 347 siswa untuk kegiatan study tour ke Jawa Timur dan Bali, meski telah di keluarkan surat edaran gubernur yang melarang kegiatan tersebut.
“Saya langsung kerja, hari ini juga langsung kerja. Hari ini sudah ada keputusan tentang penonaktifan Kepala SMA Negeri 6 Depok karena dia melanggar surat edaran gubernur yang tidak boleh siswanya berpergian ke luar provinsi,” ujar Dedi di Istana, Jakarta, Kamis (20/2/2025), seperti dikutip dari Kompas.

Gubernur Dedi menjelaskan bahwa tindakan ini merupakan upaya awal untuk membenahi tata kelola pendidikan di Jawa Barat. Mengutip dari Tribunnews, Gubernur juga memerintahkan Inspektorat untuk memeriksa apakah terdapat pungutan-pungutan di luar ketentuan yang dilakukan oleh pihak sekolah.
“Hari ini juga sudah diperintahkan inspektur untuk memeriksa apakah sekolah itu ada pungutan-pungutan di luar ketentuan atau tidak,” kata Dedi.
“Isu PIP, pungutan, study tour, itu isu yang begitu meresahkan masyarakat di Jawa Barat,” tambahnya.
Keberangkatan siswa SMAN 6 Depok telah mendapatkan persetujuan dari wali murid, komite sekolah, dan pihak sekolah melalui rapat darurat. Namun, hal ini tetap melanggar surat edaran gubernur yang sebelumnya telah di unggah Dedi melalui akun Instagram pribadinya.
Langkah Dedi Mulyadi Mendapat Dukungan Wali Kota Depok
Langkah Dedi Mulyadi mencopot Kepala Sekolah SMAN 6 Depok mendapatkan dukungan dari Wali Kota Depok, Supian Suri. Ia mengungkapkan bahwa keputusan tersebut patut di hormati dan menjadi pembelajaran bagi semua pihak.
“Yang pertama ini sudah menjadi keputusan beliau, kita hormati apapun menjadi kebijakan beliau,” kata Supian di kediamannya, Kamis (20/2/2025).
Supian juga menyoroti pentingnya pihak sekolah untuk menghindari kegiatan di luar tugas pokok yang berpotensi membebani siswa dan orangtua.
Audit Transparansi Keuangan Sekolah
Mengutip dari Poskota, selain mencopot Kepala Sekolah SMAN 6 Depok, Dedi Mulyadi juga meminta audit terhadap pengelolaan keuangan di sekolah tersebut.
“Kita ingin melihat sekolah-sekolah itu transparan dalam pengelolaan dan akuntabilitasnya,” ujar Dedi.
Dedi menegaskan bahwa selama proses audit berlangsung, Kepala Sekolah SMAN 6 Depok akan dinonaktifkan sementara. Ia juga menyebut bahwa SMAN 6 Depok akan menjadi sampel dalam pemeriksaan menyeluruh terkait pengelolaan keuangan sekolah di Jawa Barat.
“Kendati dari pihak komite sekolah membenarkan bahwa orang tuanya mampu membayar Rp3,4 juta ke Bali, tidak ada masalah. Tapi tetap akan kirim auditor untuk pemeriksaan secara umum,” tambahnya.
Larangan Study Tour ke Luar Provinsi
Mengutip dari Kompas, keputusan Gubernur Dedi mencopot Kepala Sekolah SMAN 6 Depok juga menjadi peringatan bagi seluruh sekolah di Jawa Barat. Ia menegaskan bahwa kepala sekolah yang melanggar larangan serupa akan mendapat sanksi tegas.
“(Larangan study tour) berlaku untuk seluruh sekolah, tidak hanya SMAN 6 Depok. Seluruh SMA yang kemarin memberangkatkan siswanya ke luar Provinsi Jabar untuk study tour hari ini akan kami nonaktifkan dulu,” ujar Dedi.
Larangan ini berlaku setelah kecelakaan di Kabupaten Subang pada Mei 2024 yang menewaskan belasan siswa SMK asal Kota Depok saat melakukan kegiatan wisata. Selain faktor keselamatan, Dedi juga menyoroti aspek finansial yang sering kali membebani siswa dan orangtua.
Dengan langkah tegas ini, Dedi berharap transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan pendidikan di Jawa Barat dapat semakin di tingkatkan.(clue)
follow kami : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==