Gandeng Perhutani, Pegiat Lingkungan Warna Alam Tanam Pohon di Lereng Pegunungan Subang

SUBANG – 300 bibit pohon ditanam oleh Pegiat Lingkungan Warna Alam, di lereng pegunungan Subang Bersama dengan pihak perhutani pada Minggu (26/11/2023).

Lokasi tepat penanaman pohon tersebut berada di Pasir Jaka Desa Cimanggu dan Bukit Teras Pas Jalur Bukanagara Cisalak, Kabupaten Subang.

Ketua Warna Alam Subang Mukhamad Andriyan yang merupakan penyelenggara kegiatan mengatakan, penanaman di kawasan lereng pegunungan Subang merupakan kegiatan rutin, yang diselenggarakan oleh Pegiat Lingkungan Warna Alam.

Kegiatan penanaman ini, juga dilakukan secara bekerjasama dengan pihak Perhutani BKPH Cisalak dan KPH Bandung Utara.

“Alhamdulillah, kegiatan ini bisa kembali kita laksanakan. Dan ini berarti menjadi ke sekian kalinya yang di lakukan oleh temen temen Warna Alam,” ujarnya

Untuk persiapan penanaman, lanjutnya, pihaknya telah melakukan survei lokasi kegiatan penanaman di dua lokasi.

“Kita melakukan persiapan ini sudah dua minggu yang lalu. Alhamdulillah, semua selesai tepat waktu, temen temen Warna Alam juga tetap memiliki animo yang tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya,” katanya.

Perintis Pegiat Lingkungan Warna Alam Atang Suhayat menambahkan, penanaman pohon dilakukan di lahan yang miring, perbukitan, selain untuk reboisasi juga sebagai serapan air sehingga mata air akan tetap hidup.

Penanaman ini diagendakan setiap memasuki masa tanam dengan berpindah pindah lokasi, terutama di daerah daerah serapan air.

“Harapan kami dengan banyak kita tanam pohon besar seperti jenis beringin akan menyerap air sehingga ketersediaan air akan selalu terpenuhi, dan bagian dari upaya untuk cegah terjadinya bencana alam longsor, ” harap Kang Atok sapaan akrabnya.

Sementara itu, Aktivis Lingkungan Subang, yang akrab disapa Mak Iis menyampaikan apresiasi atas kepedulian Warna Alam atas aksinya menanam ratusan pohon tersebut.

Menurutnya, kegiatan tersebut merupakan langkah dalam mencegah terjadinya bencana yang ada di Subang, khususnya di wilayah pegunungan.

“Hal ini tentu mengingat adanya daerah resapan, yang menjadi perhatian semua pada musim penghujan,” jelasnya.

Ia berharap, dengan adanya kegiatan positif tersebut, pada tahun berikutnya kegiatan tersebut dapat dilakukan dua kali dalam setahun.(Clue)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *