India Hentikan Aliran Air ke Pakistan, Modi: Air untuk India, Bukan Lagi ke Luar

JAKARTA – Perdana Menteri India, Narendra Modi, menyatakan bahwa aliran air dari India yang selama ini melintasi perbatasan akan dihentikan. Pernyataan ini muncul beberapa hari setelah Modi membatalkan perjanjian penting terkait air dengan Pakistan, negara yang telah lama menjadi rival India.

Di sisi lain, Pakistan menegaskan bahwa segala bentuk gangguan terhadap aliran sungainya dapat dianggap sebagai aksi permusuhan atau bahkan sebagai tindakan perang.

“Dulu air India mengalir ke luar, sekarang akan mengalir untuk India. Air India akan dihentikan untuk kepentingan India, dan akan digunakan untuk India,” ungkap Narendra Modi pada pidatonya di New Delhi pada Rabu (7/5/2025), mengutip dari news.detik.com.

Selain itu, perdana menteri India tidak secara khusus menyebutkan Islamabad. Namun pidatonya disampaikan setelah New Delhi menangguhkan perjanjian perairan Industri yang sudah berusia 65 tahun.

Perjanjian ini sangat penting bagi Pakistan yang kekurangan air untuk kebutuhan konsumsi dan pertanian. Di sisi lain, New Delhi menuding Islamabad mendukung serangan mematikan terhadap wisatawan di wilayah Kashmir yang dipersengketakan pada bulan lalu. Serangan ini memicu serangkaian ancaman keras dan tindakan diplomatik balasan.

Namun, Pakistan membantah tuduhan itu, sementara kedua negara telah terlibat baku tembak setiap malam sejak 24 April di sepanjang garis kontrol militer di Kashmir, menurut laporan tentara India. Di sisi lain, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, pada Senin (5/5/2025), menyatakan bahwa ketegangan antara Pakistan dan India telah mencapai puncaknya. Ia memperingatkan agar kedua negara menahan diri dan mundur dari potensi konflik yang dapat berkembang menjadi perang.

Kemudian, Islamabad pun menuduh India mengubah aliran sungai Chenab pada Selasa (6/5/2025). Sungai Chenab merupakan salah satu dari 3 sungai yang ada di bawah kendali Pakistan menurut perjanjian yang sekarang ditangguhkan.

Selain itu, Punjab yang berbatasan dengan India pun merupakan rumah bagi hampir setengah dari 240 juta warga Pakistan, yang merupakan pusat pertanian dari negara tersebut.

“Kami telah menyaksikan perubahan di sungai (Chenab) yang sama sekali tidak alami. dampak mayoritas akan terasa di daerah-daerah yang memiliki lebih sedikit rute air alternatif. Suatu hari aliran sungai normal dan hari berikutnya sangat berkurang. Ini dilakukan agar kita tidak dapat memanfaatkan air,” ungkap Kazim Pirzada selaku menteri irigasi untuk provinsi Punjab Pakistan.

Kemudian, pada 26 April 2025, sejumlah besar air dari India diubah di wilayah Kashmir yang dikelola oleh Pakistan. Menurut Institut Jinnah PU, sebuah lembaga pemikir yang dipimpin oleh mantan menteri perubahan iklim Pakistan. Hal ini terjadi setelah sebelumnya, pada 2016, Narendra Modi mengancam akan memanfaatkan air sebagai senjata setelah serangan di Kashmir yang dikelola oleh India.

“Darah dan air tidak dapat mengalir bersama,” ungkap Narendra Modi.

Selain itu, sungai Indus, yang merupakan salah satu sungai terpanjang di Asia, melintasi garis perbatasan yang sangat sensitif antara India dan Pakistan di Kashmir, wilayah Himalaya yang diklaim oleh kedua negara dan mayoritas penduduknya beragama Muslim.

Selain itu, India juga merupakan negara hilir bagi China, yang menguasai hulu sungai Tibet di Brahmaputra, sebuah sungai besar yang sangat penting bagi timur laut India dan mengalir ke Bangladesh.(clue)

Baca juga : Sah! Luna Maya dan Maxime Bouttier Menikah di Gianyar Bali

Follow kami : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *