Anggota Moonraker Butong saat Kajian. Foto: Istimewa.

Subang–Di sebuah masjid sederhana di Subang, puluhan pemuda berkumpul dengan wajah penuh antusias.

Mereka bukan sekadar hadir untuk mendengar ceramah agama, tetapi untuk memahami makna hijrah yang lebih dalam—sebuah perubahan nyata, dari gelap menuju terang.

Moonraker Butong Generation, komunitas motor, selama ini dikenal dengan keberanian mereka di jalanan, kini memilih jalan berbeda. Mereka menggelar kajian Islam bertajuk “Road to Hijrah: Dari Gelap Menuju Terang”.

Sebuah perjalanan spiritual yang ingin mereka jalani bersama, pada Minggu (16/03/25) di Masjid Al-Jabbar, Cijambe.

“Kami ingin memberikan ruang bagi kader-kader Moonraker Butong untuk memahami arti hijrah yang sesungguhnya,” ujar Wendy Wildan Nur Fauzan, ketua pelaksana kegiatan. 

“Keberanian yang kita miliki harus digunakan untuk menegakkan kebaikan, bukan disalahgunakan,” lanjutnya.

Di hadapan para anggota yang duduk melingkar, dua tokoh muda Subang berbagi pandangan mereka.

Diny Khoerudin, Ketua Umum Gerakan Pemuda Islam Kabupaten Subang, menekankan bahwa keberanian bukan hanya soal nyali, tetapi juga arah.

“Moonraker Butong harus berani menindak tegas segala bentuk pelanggaran moral dan hukum sesuai dengan slogan Wanieun,” ujar Diny, yang akrab disapa Pidi. 

Ia menyoroti pentingnya peran komunitas dalam memberantas tempat prostitusi dan depot minuman keras yang melanggar Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Subang.

Senada dengan Pidi, Iqbal Maulana, Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kabupaten Subang, mengajak anggota Moonraker untuk mengubah keberanian menjadi kekuatan positif.

“Keberanian bukan untuk tawuran atau tindakan kriminal, tetapi untuk kebaikan,” katanya.

“Dengan slogan Wanieun, kita harus berani melakukan perubahan, bukan sekadar berbicara,” sambung Pidi.

Semangat hijrah yang dibangun di acara ini tak sekadar berakhir di dalam ruangan. Moonraker Butong Generation menegaskan bahwa mereka siap turun ke lapangan. 

Jika aparat penegak hukum tidak segera bertindak, mereka menyebut siap bergerak sendiri untuk menertibkan tempat-tempat yang dianggap merusak moral masyarakat Subang.

Bagi mereka, keberanian bukan hanya slogan. Wanieun bukan sekadar kata-kata. Ini adalah panggilan untuk bertindak. Tentu dalam koridor norma hukum.

Dan di malam itu, di antara semangat yang membara, Moonraker Butong Generation menegaskan tekad mereka—untuk menjadi lebih baik, lebih berani, dan lebih berarti untuk bermanfaat bagi Subang.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *