Niat puasa ramadan merupakan unsur penting dalam menjalankan ibadah puasa di bulan suci ini. Ibarat sebuah sebuah gedung yang memiliki pilar penyangga, niat adalah pilar dari puasa Ramadan.

Menurut penjelasan Pimpinan Pesantren Pagelaran III Cisalak, KH. Asep Asrofil Alam, niat puasa ramadan adalah salah satu rukun puasa.

“Ibadah Puasa sebagai salah satu Rukun Islam, berpedoman pada niat. Kalau tidak ada niat, puasanya tidak sah,” ujar KH. Asep kepada Cluetoday, Senin (11/03).

Berikut niat puasa ramadan:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ لِلّٰهِ تَعَالَ

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i fardli syahri Ramadlâni hâdzihis sanati lillâhi ta‘âlâ

Artinya, “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’âlâ.”

Adapun pelaksanaan niatnya, menurut KH. Asep, para ulama sepakat dilafalkan pada malam hari, dimulai dari terbenamnya matahari sampai sebelum matahari terbit. Niat wajib dilafalkan dalam hati, sedangkan pengucapan lisan sunah.

Dalam Madzhab Syafii, niat puasa dilakukan berulang setiap hari. Karena menurut madhzab ini, ibadah puasa ramadan adalah ibadah harian. Berbeda dengan madzhab Maliki yang cukup satu kali di hari pertama bulan ramadan.

Berikut lafal niat puasa satu bulan:

نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma jamî’i syahri ramadlâni hadzihissanati fardlan lillâhi ta’âlâ.

Artinya, “Saya berniat puasa selama satu bulan Ramadhan tahun ini fardhu karena Allah ta’âlâ.

Namun, ulama madzhab Syafii menyadari bahwa manusia tidak luput dari lupa. Untuk menghindari batalnya puasa ramadan akibat lupa niat, ulama Syafii membolehkan untuk melakukan niat puasa satu bulan, sebagaimana madzhab Maliki.

“Ulama Syafii membolehkan bahkan mengajurkan untuk mengambil tata cara niat madzhab maliki,” jelas Kiai Asep.

Pembacaan niat puasa tersebut dilakukan di malam pertama bulan ramadan. Dengan cara melafalkan niat puasa untuk hari esoknya, setelah itu niat puasa untuk satu bulan.

Meski begitu, pengikut madzhab Syafii tetap harus melakukan niat puasa ramadan setiap harinya. (clue)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *