JAKARTA – Isu reshuffle Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto kian santer menjelang bulan Juni. Spekulasi mengenai pergantian sejumlah menteri pun mencuat, disertai kemunculan sejumlah tokoh besar yang disebut-sebut masuk dalam bursa calon menteri. Salah satunya adalah Menteri BUMN Erick Thohir, yang kabarnya posisinya berada dalam ancaman.
Kemudian, Erick Thohir yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Menteri BUMN pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, kini kembali mengisi posisi yang sama di Kabinet Merah Putih.
Namun, kabar menyebutkan bahwa kinerjanya belum sepenuhnya memenuhi harapan. Menanggapi rumor tersebut, Burhanuddin Muhtadi, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, pun memberikan peringatan tegas kepada Presiden Prabowo.
Burhanuddin menyatakan bahwa menurut pandangannya, keputusan reshuffle perlu diambil dengan penuh kehati-hatian dan perencanaan yang teliti. Di sisi lain, pergantian kabinet adalah hal yang biasa terjadi dalam setiap pemerintahan.
Reshuffle sering dilakukan untuk memperbaiki kinerja, menyesuaikan dengan visi dan misi yang baru. Atau merespons perubahan dalam situasi politik dan ekonomi.
“Tergantung kementerian dan menteri yang di-reshuffle, jangan sampai Pak Presiden Prabowo salah reshuffle orang. Kalau yang di-reshuffle menteri yang di mata ekonomi positif, dampaknya akan negatif,” ungkap Burhanuddin pada saat ditemui pada acara DBS Asian Insight Conference 2025 di Jakarta pada Rabu (21/5/2025).
Lalu, isu reshuffle kali ini menarik perhatian publik karena pemerintah baru menghadapi berbagai tantangan sekaligus harapan besar dari masyarakat.
Kinerja Erick Thohir sebagai Menteri BUMN jadi Fokus Utama?
Selain itu, ada spekulasi bahwa kinerja Erick Thohir sebagai Menteri BUMN menjadi salah satu fokus utama diskusi. Meskipun ia telah menangani berbagai program strategis BUMN pada periode sebelumnya, evaluasi terhadap kinerja terbarunya di awal masa kabinet merah putih menjadi hal yang penting.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin, memberikan peringatan yang menyoroti kompleksitas dari reshuffle kabinet. Ia menekankan bahwa efek reshuffle tidak hanya bersifat politik, tetapi juga berdampak pada aspek ekonomi. Apabila menteri yang diganti memiliki reputasi positif di mata pasar dan pelaku ekonomi, perubahan tersebut justru dapat menimbulkan ketidakpastian yang berpotensi merugikan iklim investasi serta stabilitas ekonomi.
Oleh sebab itu, Presiden Prabowo diharapkan untuk secara teliti menilai rekam jejak, kemampuan, dan pandangan publik terhadap setiap menteri yang mungkin akan di-reshuffle.
Selain itu, masyarakat saat ini tengah menunggu keputusan resmi dari Presiden Prabowo terkait perubahan kabinet merah putih. Proses reshuffle ini di harapkan memperhatikan berbagai faktor, seperti integritas, kemampuan, serta dampak politik dan ekonomi yang mungkin muncul.(clue)